Ada banyak teori yang berkembang tentang pengertian
politik menurut para ahli dan pendapatnya masing masing, namun tujuan yang
sebenarnya politik adalah untuk meraih kekuasaan kemudian dijadikan sebagai
langkah untuk meraih kebaikan, kesejahteraan dan keadilan bersama, meski
akhirnya dalam implementasi yang berkembang di Indonesia tidak demikian, tapi
itu tidak dapat dijadikan referensi sebagai pengertian tujuan berpolitik, karena hanya
dilihat dari perspektif perilaku para politisi yang berpolitik. Sedangkan cinta
adalah sebuah perasaan kasih sayang yang diberikan Tuhan untuk manusia yang
kemudian memberikan cintanya untuk orang yang dicintainya. Antara politik dan
cinta seharusnya memang harus berjalan bersamaan agar penyalahgunaan kekuasaan
dalam politik tidak mengakibatkan kehancuran dalam muka bumi ini.
Dalam tatanegara, politik adalah kekuasaan yang mampu
memberikan dampak baik maupun dampak buruk kepada Negara yang dipimpinnya,
tergantung ia pergunakan untuk apa kekuasaan politik yang sedang ia jalankan,
namun jika politik dan cinta berjalan bersamaan maka ia memiliki suatu nilai
lebih yaitu “tentang perasaan kasih sayang” sehingga perilakunya yang bersifat
buruk akan ia jauhi karena masih memiliki rasa cinta terhadap dampak dari
keputusan yang ia lakukan.
Setiap aktivitas politik diharapkan mampu memberikan
kesejahteraan dan kebaikan bagi seluruh masyarakat yang memiliki hak dan
kedaulatan di Negara seperti Indonesia, begitu juga dengan cinta, setiap
aktifitasnya diharapkan mampu memberikan dampak yang baik “kebahagiaan dan kesejahteraan”
bagi orang yang dicintainya, namun akan terjadi sebuah dampak negatif “kudeta/pisah”
jika kesepakatan politik dan cinta itu tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena
setiap aktifitas politik maupun cinta adalah bertujuan untuk kebaikan dan
kebahagiaan bersama, bukan malah sebaliknya.
Kita biasa melihat bagaimana dari aktifitas politik
yang tidak memiliki cinta, akhirnya memiliki cerita akhir yang tragis, baik
dibalik jeruji sukamiskin, bahkan banyak pula yang sempat melarikan diri
keberbagai Negara demi menghindari istana sukamiskin dan kehidupan selanjutnya
dipenuhi dengan bayangan bayangan penyesalan dan kekhawatiran, begitu pula
dengan cinta yang tidak berpolitik, juga memiliki nasib yang sama, akhirnya
kandas “pisah” ditengah jalan, kemudian diratapi rasa penyesalan, dalam
cintanya tidak memiliki aktifitas berpolitik untuk bagaimana memberikan
kesejahteraan dan kesepakatan bersama dalam menjanjikan kebahagiaan serta kehidupan
yang lebik baik.
Jika melihat dinamika di Indonesia, apa yang sebenarnya
terjadi. Sehingga masyarakat memiliki perspektif yang negative terhadap politik
di Indonesia, apakah akibat dari banyaknya politisi yang tidak memiliki cinta
atau akibat dari banyaknya cinta satu malam yang menjadi kebiasaan lazim para
politisi di Indonesia. Dengan demikian perilakunya pun tercermin kepada publik
bahwa antara politikus dan masyarakat hanyalah cinta satu malam yaitu cinta
pada menjelang hari pemilihan.
Kita bisa melihat bagaimana tingkah laku para politisi
menjelang pemilihan, mereka tampil bagaikan penyelamat masyarakat untuk keluar
dari berbagai jeratan persoalan kesejahteraan dan keadilan, tapi cinta mereka
berakhir seiring waktu kekuasaan yang telah mereka peroleh. Apakah ini sifat dari
cinta politisi atau memang politik mengajarkan cinta seperti
itu. Dalam teori politik Niccolo
Machiavelli disebutkan “Seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan
memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta,
digabung dengan penggunaan kekejaman penggunaan kekuatan”. Machiavelli
memang dikenal sebagai diplomat, politikus dan juga penulis berasal dari italia,
yang memiliki berbagai teori politik yang mengerikan tentang sebuah kekuasaan,
bahkan dalam bukunya “The Prince” ia berbicara blak blakan tentang bagaimana meraih
dan mempertahankan kekuasaan.
Kemudian bagaimana dengan para politikus di Indonesia, memang tidak
sedikit para politisi di Indonesia yang mempelajari teori teori Machiavelli tersebut,
meski banyak politisi di Indonesia jarang ditemukan yang berani terbuka dan
blak blakan terhadap ilmu yang ia pelajari dari Machiavelli, tapi melihat gaya
dan tingkah laku politisi yang cinta satu malam, sedikitnya mereka
memperlihatkan bahwa gaya Machiavelli memang menjadi inspirasi bagi mereka.
Apakah anda termasuk korban cinta satu malam politisi Indonesia pada pemilu tahun 2014 kemarin ?
Hanya anda yang tahu....
Hanya anda yang tahu....
Politik Cinta Satu Malam
Reviewed by Anonim
on
Oktober 24, 2014
Rating: