Aceh
adalah syariat islam, Islam adalah Aceh, begitulah fanatisme masyarakat Aceh
terhadap agama Islam, jika mungkin masyarakat Aceh diberi dua pilihan antara
Aceh atau Islam, maka kemungkinan besar masyarakat Aceh akan memilih Islam.
Namun demikian, Islam di Aceh begitu kental, sehingga berkat keistimewaannya,
Aceh dapat membentuk Syariat Islam tanpa harus terbentur dengan aturan pusat,
sejak itu juga Aceh telah memiliki mahkamah syariah, untuk membantu proses
implementasi syariat islam yang diberlakukan di Aceh.
Berkat
pemberlakuan Qanun syariat islam di Aceh, mereka dari propinsi lain mengira
bahwa siapapun perempuan yang datang ke Aceh harus menggunakan pakaian sopan,
bahkan akibat aturan itu, banyak dari mereka yang mempersiapkan pakaian khusus
jika datang ke Aceh, seperti para artis dan tamu lainnya, tapi terjadi lain hal
jika dari mereka sudah menetap di Aceh lebih dari satu bulan, karena sudah
melihat dan memahami situasi dan perilaku perempuan di Aceh khususnya di Banda
Aceh.
Jilbobs
sempat heboh, bahkan sempat diberitakan oleh beberapa media nasional ternama di
Indonesia tentang fenomena jilbobs ini. Jilbobs adalah model atau trend pakaian
perempuan yang menggunakan jilbab tapi memakai celana dan baju ketat, sehingga
lekuk tubuhnya terlihat jelas, bahkan kesan sensual.
Fenomena
jilbobs di Aceh memang nyata, para perempuan di Aceh memang rata rata
menggunakan jilbab untuk menutupi rambutnya, tapi perkembangan globalisasi dan
mengikuti trendi, perempuan Aceh khususnya di Banda Aceh telah menjadi bagian
dari jilbobs, banyak perempuan di Aceh yang menggunakan baju dan celana ketat,
sehingga lekukan tubuh terlihat jelas.
Penggunaan
pakaian seperti ini memang didominasi oleh para pendatang, terutama di Banda
Aceh yang terkenal dengan kota pelajar, banyak perempuan yang sedang menempuh
pendidikan disini dan berperilaku atau mengikuti trend. Faktor utamanya adalah
kurangnya pengawasan dari orang tua dan pergaulan yang memaksakan mereka harus
mengikuti gaya jilbobs.
Bahkan
gaya jilbobs ini sudah di anggap biasa oleh perempuan di Banda Aceh, mereka
dengan bangga dan percaya diri tampil dengan pakaian seperti itu, jika pun ada
yang menertawakan mereka dengan pakaian seperti itu, pasti dilecehkan dengan
kata "kampungan" meski perempuan itu sendiri berasal dari kampung,
tapi mereka menganggap diri sudah menjadi anak kota.
Itu
adalah fenomena nyata yang terjadi di Aceh, jika para tamu yang hadir di Aceh
dan mulai menetap di Aceh, pasti tidak akan pernah mengira bahwa inilah
kenyataanya Aceh "Jilbobs". Indetitas syariat islam perlahan lahan
pasti akan menjadi sebuah bencana di Aceh, hari ini orang orang luar
menghormati indetitas Aceh, tapi jika kondisi seperti ini terus berlanjut maka
apa yang harus mereka hormati di Aceh.
Kita
sering mendengar kisah tentang turis dari luar negeri yang berkunjung ke Aceh
seperti malaysia, tapi kemudian kecewa dan tidak menyangka terhadap kondisi
yang nyata terjadi di Aceh. Apalagi dengan promosi wisata islami yang selama
ini digarap oleh pemerintah, tapi kemudian jika para turis hadir ke Aceh, mereka
akan kecewa dengan melihat kondisi syariat islam di Aceh.
Fenomena
ini memang sulit dibendung oleh pemerintah, jikapun pemerintah serius terhadap
persoalan ini, pasti akan banyak dinamika yang terjadi, apalagi perempuan Aceh
yang mulai kehilangan jati dirinya "ke Acehan". Mereka tidak lagi
memandang pakaian sebagai persoalan yang harus di urus oleh pemerintah, mereka
menganggap itu adalah kebebasan mereka dalam berekpresi dan bergaul dengan
lingkungan yang mereka suka, bahkan mereka terlihat nyaman dengan penampilan
yang menampakkan lekukan tubuh mereka.
Syariat
Islam akan menjadi bom waktu yang harus ditanggung oleh Aceh.
Fenomena Jilbobs Di Aceh
Reviewed by Anonim
on
Oktober 04, 2014
Rating: