"Perlu diketahui,
bahwa saya akan mundur dari calon DPD RI jika bendera Aceh bintang bulan tidak
bisa dikibarkan sebelum pemilu 2014 ini" begitu disampaikan Haji Uma atau
Sudirman nama aslinya, yang disampaikan didepan ribuan masa pada saat acara
pengukuhan KPPA sagoe kecamatan Syamtalira Aron Aceh Utara yang saya kutip dari
Aceh Terkini, sebuah media online lokal di Aceh. Haji Uma adalah artis lokal
yang terkenal berkat bermain film komedi "Eumpang Breuh", film
tersebut telah menghantarkannya sebagai artis komedian yang sangat terkenal di
Aceh, bahkan film film tersebut sangat diminati oleh orang diluar Aceh, aksi
kocak para pemain mampu membuat film tersebut terbit sampai 11 episode.
Haji Uma kini telah keluar
sebagai pemenang yang mewakili Aceh sebagai Anggota DPD bersama 3 orang
lainnya, siapa sangka bahwa haji uma yang terlihat sebagai artis komedian
akhirnya menjadi wakil rakyat yang dipercayakan oleh rakyat Aceh untuk menjadi
senator Aceh yang hanya berjumlah 4 orang dari 40 orang calon lainnya. Pemilihan
memang telah usai pada 9 april 2014 yang lalu, bendera Aceh juga sampai
sekarang masih menjadi polemik antara pemerintah pusat dan pemerintah Aceh,
untuk saat ini pula ada yang bertanya tanya terhadap pernyataan Haji Uma pada
masa kampanye bahwa ia akan keluar dari calon DPD jika bendera Aceh belum
dikibarkan menjelang Pemilu, tapi faktanya bendera aceh tidak berkibar dan Haji
Uma telah melenggang ke senayan dan dilantik pada 1 oktober 2014 yang lalu.
Jadi, apa yang kemudian
akan dilakukan oleh Haji Uma sebagai langkah kedua dalam mengimplementasikan
janji politiknya terhadap ribuan bahkan jutaan rakyat Aceh yang selama ini ia
lontarkan dipodium maupun di agenda kampanye politiknya, apakah kemudian akan
bernasib sama dengan periode periode sebelumnya, bahwa janji hanyalah janji,
janji hanyalah iklan untuk menarik konsumen agar memilih produk tersebut,
sebagaimana strategi marketing. Dalam istilah politik disebut marketing
politik, atau kita akan melihat Haji Uma beraksi di senayan seperti ia beraksi
di film film komediannya, selama ini yang terkenal sebagai tokoh tempramental
dan disegani oleh lawan filmnya.
Beranikah Haji Uma
menggebrak meja jika hak hak Aceh tidak dipenuhi oleh pemerintah pusat, seperti
yang ia lakukan di film film komediannya, atau kita akan melihat aksi diam
seorang Haji Uma, karena parang yang ia gunakan tidak sempat ia asah karena
kesibukannya sebagai tokoh yang memiliki jam kesibukan padat, meski itu
bukanlah kepentingan orang banyak, atau ia akan menghabiskan masa jabatannya
untuk kembali bermain film film komedia lainnya untuk terus mempertahankan
karirnya yang mulai melejit, karena kita ketahui bahwa seorang artis tidak
boleh padam dalam tampilan publik, jika itu terjadi maka karirnya sebagai artis
akan digerogoti oleh wajah baru atau pemain baru.
Kita patut berharap dan
memberikan kesempatan kepada Haji Uma untuk membuktikan kualitasnya di senayan
untuk memperjuangkan hak hak Aceh dan kita sebagai masyarakat yang terlanjur
mengenal sosok Haji Uma sebagai artis komedian tempramental, kita tidak boleh
menyamakan dirinya sebagai tampilan artis komedian dengan anggota DPD, karena
yang ia perankan di film hanyalah fiktif, sedangkan dunia nyata yang akan ia
perlihatkan adalah sebagai wakil rakyat yang akan ia buktikan kualitasnya dan
layak diberi penghargaan jika ia mampu membuktikan itu.
Memang benar, banyak yang
meragukan kualitas Haji Uma sebagai wakil rakyat karena telah terhipnotis
dengan tampilannya sebagai Haji Uma di film komedian, jarang yang mengenal
bagaimana sosok Haji Uma yang sebenarnya, karena sosok Haji Uma telah melekat
dimasyarakat sebagai sosok tempramental sebagaimana yang ia perankan dalam film
film.
Mari kita support Haji Uma
beserta 3 orang lainnya untuk memperjuangkan hak hak Aceh, karena mereka telah menjadi
pilihan masyarakat Aceh ketika pemilu dan mari kita berikan waktu kepada mereka
untuk membuktikan kualitasnya di senayan.
Menanti Janji Haji Uma
Reviewed by Anonim
on
Oktober 07, 2014
Rating: