Sosialisme
seperti telah dikemukakan, mula mula muncul sebagai reaksi terhadap kondisi
buruk yang dialami rakyat dibawah sisitem kapitalisme liberal yang tamak dan
murtad. Kondisi buruk terutama dialamai kaum pekerja atau buruh yang bekerja di
pabrikpabrik dan pusat pusat sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum
cendikiawan muncul untuk membela hak hak kaum buruh dan menyerukan persamaan
hak bagi semua lapisan, golongan, dan kelas masyarakat dalam menikmati
kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan
dalam ekonomi. Diantara tokoh tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut
antara lain: St. Simon (17691873), Fourie (17701837), Robert Owen (17711858)
dan Louise Blanc (18131882). Setelah itu baru muncul tokoh tokoh seperti
Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya.
St.
Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang
menyerukan perlunya sarana sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh
pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem kapitalisme
negara (state capitalism).
Fourie,
tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia
mengusulkan kepada pemerintah Prancis agar membangun kompleks perumahan yang
memisahkan kelompok kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat
hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan
pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan
ini tidak mendapat tanggapan positif, sednagkan ajaran St. Simon banyak
mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
Robert
Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sam adengan Fouriee. Tetapi
pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya
perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang
timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang
dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia
sendiri pernah menjadi manajer sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manajer
sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekali pun demikian ide idenya dianut
banyak orang di Inggris.
Louis
Blanc adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidangi meletusnya revolusi
Prancis. Manurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrikpabrik
yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi , termasuk peraturan
peraturan yang mengikat. Elanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik
diserahkan kepengurusannya kepada buruh dan pegawainya untuk mengatur dan
mengembangkan secara bebas. Organisasi dan manajemen pabrik sepenuhnya
dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari
pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang diajurkan Louis Blanc disebut
sosialisme kooperatif. Manurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya
apabila gagasangagasannya itu diwujudkan. Sayang, seruannya itu kurang mendapat
tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan ekonom.
Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society yang menganjurkan
sosialisme berdasarkan gilde.
Tetapi
pada akhir abad ke19 sosialisme dan berbagai alirannya yang berbeda beda mulai
mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak hanya
melontarkan ide ide dan mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan kelas
menengah, tetapi juga terutama karena mengorganisir gerakan gerakan bawah tanah
yang radikal dan bahkan revolusioner.
Pierre
J. Proudhon (18091865) adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Prancis
setelah generasi St. Simon dan louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para
penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak hak individual atas
sarana sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah garapan.
Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hakhak individual
secara terbatas, termasuk hak petani untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia
menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi
Marx hak individual harus dihapus, termasuk hak kepemilikan tanah. Di samping
itu kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju
masyarakat sosialis sejati.
Marx
berpendapat demikian karena faham dialekti materialismenya, yang menganggap
bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh factor faktor produksi dan
penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum
kapitalis. Perbedaan pandangan antara Proudhon dan Marx inilah yang membuat
gerakan sosialis internasional mengalami perpecahan pada akhir abad ke19, dan
sosialisme pun pecah kedalam berbagai aliran seperti sosialisme demokrat,
komunisme ala Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin, Marxisme Leninisme,
sosialisme ala Kautsky, sosialisme Kristen, dan lain lain.
Kecuali
itu ketidak berhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang signifikan pada masa
awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan mendasar dalam kehidupan
masyarakat terutama disebabkan karena para penganjurnya berkampanye dikalangan
elite dan intelektual. Khususnya dengan cara mengubah sentimen moral mereka,
padahal mereka khususnya kaum borjuis kapitalis dengan semangat
individualismenya yang tinggi tidak mengacuhkan masalah masalah moral dan
implikasi moral bagi tindakan tindakan mereka. Rasa keadilan jauh dari
pandangan hidup mereka. Yang penting menimbun kekayaan sebanyak banyaknya
dengan “menghalalkan segala cara”.
Karl
Marx berbeda dengan penganjur sosialisme lain sebelumnya. Ia tidak membangun
gerakan. Ia tidak memberi ampun sama sekali terhadap hak hak individual dalam
pemilikan sarana produksi. Ia berpendapat bahwa kekayaan individual bukan
sesuatu yang terhormat dan dapat mengangkat martabat atau harkat seseorang.
Karena dalam kenyataannya ia diperoleh dengan cara memeas habis tenaga dan
menindas hakhak kolektif rakyat, terutama kaum yang merupakan lapisan terbesar
dalam masyarakat industrial. Kekayaan individual itu justru membuat jatuhnya
martabat dan kehormatan seseorang. Karena ia diperoleh dengan jalan tidak
bermoral, tanpa rasa malu dan rasa bersalah. Melalui korupsi, penipuan dan
berbagai penyelewengan terhadap hukum.
Dehumanisasi
yang dilakukan oleh kaum borjuis dan kapitalisme mencapai puncaknya pada akhir
abad ke19. Marx lantas menulis bukunya Manifesto
Komunis, Das Kapital,
dan lainlain. Dia menyerukan agar kaum buruh sedunia bersatu dibawah panjipanji
perjuangan 'menghapus kelas'. Ia yakin bahwa kedudukan seorang buruh sebenarnya
jauh lebih mulia dibanding seorang kapitalis. Alasannya karena buruhlah yang
secara langsung memproduksi kekayaan bagi semua orang.
Melalui
seruannya Karl Marx berhasil membangkitkan semangat kaum buruh untuk berjuang.
Kini mereka sadar bahwa upah yang mereka terima sebagai imbalan jerih payahnya
itu lebih mulia dibanding penghasilan kaum kapitalis yang diperoleh dengan cara
cara yang jahat dan tidak berperikemanusiaan. Di tangan Marx, sosialisme
menjadi semacam 'kepastian sejarah' dan pisau kritik yang tajam terhadap
perkembangan masyarakat industrial dan kapitalisme liberal yang menghalalkan segala
cara. Kemunculan gagasannya yang sangat tepat waktu, yaitu ketika wabah
kapitalisme sedang merajalela di Eropa dan imperialisme Eropa menguasai negeri
negeri Asia dan Afrika. Wabah ini menimbulkan penyakit dimana mana berupa
tatanan sosial, kehidupan moral dan keagamaan, kezaliman, dan kedurjanaan.
Dengan demikian sosialisme revolusioner dan komunisme yang lahir dari ajaran
Karl Marx adalah buah simalakama dari perkembangan kapitalisme sendiri.
Tetapi
ada pula bentuk sosialisme lain yang sangat radikal. Seandainya saja tidak
muncul ajaran sosialisme yang dikemukakan oleh Karl Marx dan para pengikutnya,
tentulah sosialisme yang lain inilah yang merajalela. Sosialisme yang terakhir
ini berasal dari ajaran Bakunin, tokoh sosialis yang pernah bersahabat dengan
Karl Marx dan sama sama berguru kepada Proudhon. Bakunin (18141876) mengajarkan
faham sosialisme yang tidak kalah radikal dengan berasaskan pengacauan dan
anarkisme. Dia menyerukan kepada rakyat yang tertindas melakukan tindakkan apa
saja untuk membuat perubahan. Baginya setiap orang memiliki kebebasan untuk
berbuat seperti itu. Manusia tidak perlu tunduk pada norma norma sosial, undang
undan serta hokum positif yang berlaku dalam masyarakat.
Gerakan
anarkis terutama berkembang di Rusia pada abad ke19, tanah kelahiran
pencetusnya. Dari faham ini tumbuh berbagai gerakan radikal dan atheis
revolusioner yang menghalalkan segala cara. Novel novel Dostoyevski seperti Notes from the Underground, Devil atau The Possessed, Maramasov Brothers, dll banyak
memberikan gambaran tentang gerakan dan kejiwaan kaum anarkis dan sosialis
revolusioner Rusia abad ke19.
Latar Belakang Lahirnya Sosialisme
Reviewed by Sie Yudie
on
Januari 13, 2013
Rating: