Kebebasan yang aku maksudkan bukan berarti berdampak
pada hal hal negatif, karena aku bukanlah orang yang tidak mampu mengendalikan
hidup bebas, ada prinsip prinsip yang keluargaku tidak suka dan aku tidak
melakukan itu dan aku selalu menjaga perasaan keluarga atas kepercayaan dan
kebebasan yang diberikan kepada ku. Memang mula mulanya sejak mulai hidup
diluar rumah, jika pulang sering di interogasi dan dicurigai, bahkan ditanyai
terhadap apa yang kulakukan diluar. Tapi lama kelamaan mereka mulai terbiasa
dan mempercayai terhadap kehidupan bebasku diluar.
Tak bisa membantu, setidaknya jangan merepotkan.
Keluargaku memang masih utuh semuanya, kedua orang tua ku masih hidup dan
Alhamdulillah sehat dan juga bukan broken home. Niat yang paling kecil dariku
adalah tidak merepotkan orang tua.
Tapi jika teman temanku bertanya, pasti mereka mengira
aku anaklah anak rantau yang hidup di Banda Aceh, padahal sebenarnya tidak, aku
memiliki keluargaku yang lengkap di Banda Aceh meski aku sendiri tidak tinggal
bersama mereka, kemudian ada juga yang mengira keluarga ku broken home, aku
senyum senyum saja mendengar itu. Karena Alhamdulillah tidak seperti itu.
Sejak aku memilih untuk tidak tinggal bersama orang
tua dan memutuskan untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri, banyak tempat
memang yang telah menjadi tempat tinggalku sekedar istirahat diwaktu malam,
mulai di Lampoh Daya, Lamteumen, Peuniti, Lamreung, Kampus, Blang Oi, Pango dan
Beurawe. Semua tempat tinggal itu memang tidak jauh berjarak dengan tempat
tinggal keluargaku, cuma aku jarang pulang, paling sekedar komunikasi melalui
handphone dan pulang jika ada keperluan yang perlu dibicarakan dirumah. Tentu
saja hidup seperti anak rantau punya kesulitan dalam makanan, tidak bisa makan
teratur dan terhidang diatas meja seperti dirumah, tapi itu telah menjadi hal
biasa buatku dan aku menikmati hari hari itu ketimbang menjadi raja dirumah
orang tua, aku lebih memilih menjadi pekerja kasar diluar. Banyak yang pro
kontra dengan sikapku yang memilih tidak tinggal dirumah, tapi aku lebih
memilih tidak mengambil pusing terhadap perkataan orang orang disekitarku,
karena hanya aku yang tau dan apa yang kurasan serta apa tujuanku.
Sebenarnya ada mimpi besar yang ingin kupersembahkan
pada mereka dan aku selalu berpikir, jika belum mampu mewujudkan itu, aku
sebagai anak pertama tidaklah layak menginjak kaki dirumah keluargaku. Selalu
ada saja kekhawatiran didalam diriku, ingin segera mewujudkan mimpi besar yang
ingin kupersembahkan pada keluargaku, tapi rasa optimisku selalu ada, bahwa
suatu saat mereka akan merasa bangga memiliki anak pertama sepertiku.
Selain itu aku juga tak mampu melihat kesedihan kedua
orang tuaku, selalu ada rasa ketakutan yang muncul jika aku pulang kerumah,
apalagi melihat tatapan mata orang tuaku dan harapan besar yang mereka harapkan
pada ku sebagai anak pertama yang memiliki tanggung jawab besar terhadap adik
adikku, tapi disaat itu pula aku memiliki keyakinan suatu saat aku pasti bisa
membanggakan mereka.
“Jadilah seperti yang
kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan
untuk menjadi yang kamu inginkan”
Memilih Untuk Bebas Tak Merepotkan
Reviewed by Anonim
on
September 24, 2014
Rating: