Bangun pagi terasa sangat sejuk, suara kicauan burung dan
suara ombak laut melengkapi suasana pagi ini, sesekali lewat perahu nelayan
yang melintasi disekitar ujong pancu. Untung ada teman yang juga bercamping
disekitar ujong pancu sehingga pagi ini kami dapat menikmati secangkir kopi,
padahal dari tadi malam kami sangat ingin menikmati kopi.
Sekarang aku disini, diberbatuan sambil memancing
ditemani desiran suara ombak yang melawan memecah bebatuan, pukul sembilan pagi
sebagian dari kami tetap berada disini sambil memancing sedangkan sebagian lagi
turun kekota untuk mencari bekal untuk kebutuhan menginap semalam lagi,
tentunya kopi yang sempat membuat kami galau semalam harus ada malam ini untuk
menjadi penghangat kami malam ini dan ikan yang sempat kami pikir akan dapat
disini ternyata sampai sekarang belum masuk perangkap satu pun akhirnya kami
memilih membeli dipasar untuk santapan nanti malam. Rasanya teman ku hari ini
ombak, yang mencoba melawan batu yang aku duduki untuk dapat sampai kepada ku.
tapi apadaya ombak yang sekuat itu lebih kuat dan kerasnya berbatuan, ribuan
kali hantaman ombak yang datang setiap detik tak juga dapat membuat batu pecah.
Waktu menunjukan pukul sebelas, menjelang siang, kami
mulai mempersiapkan makan siang, didepan tenda, kami yang tersisa diujung
pancu, sambil menikmati suasana ombak pantai, makan apa adanya akan terasa
nikmat hari ini.
Sore ini kami pertama kali mandi di ujong pancu bersama
kawan, usai mandi dan berfoto ria, kemudian melanjutkan dengan bakar jagung,
usai magrib jagung usai dibakar kami santap, terasa nikmatnya, indahnya malam
ini kami menghabiskan malam senin ini tanpa ada orang lain yang berkamping
disini, karena disini hanya malam minggu yang ramai bercamping. Usai bakar
jagung tentunya kopi menjadi pelengkap malam ini, kami duduk didepan tenda
ditemani kopi dan api unggun, terasa gelapnya dan sepi, membuat suasana hening
dan sesekali muncul lagak tawa kami bersama, sambil santai kami melakukan bakar
bakar ikan malam ini, gelap terasa bintang pun malam ini kurang bersinar,
terasa nyaman disini rasanya tanpa beban hidup.
Malam ini memang beda dengan malam minggu yang sedikit
ramai orang yang bercamping, tapi malam ini saya rasa lebih damai dan tenteram
tanpa suara manusia selain kami, tidak salah rasanya kami memutuskan menginap
disini satu malam lagi, karena malam ini malam yang paling damai. Terasa ombak
hanya menjadi milik kami malam ini.
Kegiatan bercamping ini memang menjadi pengalaman
berharga buat kami, karena esok hari kawan kawan mulai beraktifitas dengan
kesibukannya masing masing. Terasa menyenangkan memang jika sekali kali kita
menghabiskan waktu bercamping dan jauh dari hiruk pikuknya kota, mendamai kan
diri dengan alam, beban hidup rasanya lepas dan terasa bagaikan baru hidup, menjadi
manusia yang merdeka tanpa beban dan kesalahan jika kita berada disini.
Akhirnya ikan bakar kami telah matang, kami makan dulu
yang sobat pembaca. Kami menyantapnya dengan lahap, bukan masalah ikan bakarnya
yang rasanya enak, tapi suasananya yang membuat kami merasa lebih lezat dalam
menyantap makanan, bayangkan saja selama disini kami selalu makan nya nambah,
jika biasanya kami makan satu porsi, tapi jika disini kami selalu makan dua
porsi. Lagak tawa dan humoria selalu menghiasi malam kami disetiap waktu yang
berjalan.
Usai makan malam dengan ikan bakar, kami berpose dengan
camera didepan tenda, sambil bercanda ria, menikmati musik dan sesekali tak
lupa membuat humor, menikmati bintang dan desiran suara ombak didepan tenda.
Usai menyantap kopi gelombang kedua akhirnya kami memilih
untuk istirahat, selain karena esok pagi usai bangun langsung pulang, juga stok
rokok kembali menipis, maklum suasana dingin membuat kebutuhan rokok lebih
banyak dari biasanya.
Pukul enam pagi akhirnya kami bangun, sebentar menikmati suasana pagi
dipinggir pantai, hawa sejuknya terasa, lagi lagi rokok menjadi incaran kami,
tapi ada daya stok rokok sudah habis, akhirnya kami memasak untuk menu sarapan
pagi ini, sambil berkemas untuk pulang, makanan sudah siap saji, akhirnya kami
sarapan pagi ini, kemudian setelah itu kami lansung berkemas untuk pulang,
waktu menunjukan pukul setengah Sembilan, kami sudah mulai menuju arah
perjalanan pulang, pagi pagi kami harus naik gunung dan turun gunung lagi,
tentunya medan yang sedikit berat itu tidak lagi terasa seperti diwaktu kami
pergi, barang bawaan kami yang sudah ringan.
Akhirnya kami telah tiba dirumah masing masing, melanjutkan kehidupan
seperti biasanya. Taufit sore ini harus terbang ke sulawesi untuk pekerjaannya,
Arul, Saiful dan Arif harus melanjutkan kuliahnya yang sudah mulai tahap akhir
semua dan aku pun harus memulai aktivitas seperti biasanya.
Ini adalah cerita tentang kita di Ujong Pancu, Srabah Yudi (Yudi), M.
Hanif Taufik (Taufik), Arif Maulana (Arif), Saifullah (Ipol), T. Darul Qutni
(Arul). Sampai jumpa pada cerita selanjutnya, tentang perjalanan menikmati
kehidupan yang indah dan damai tapi tersembunyi. | END
PART 1 : Klick
Cerita Tentang Kita Di Ujong Pancu Part 2
Reviewed by Anonim
on
September 01, 2014
Rating: