Negeri ku, politik menjadi dasar yang harus diketahui oleh masyarakat, jika tidak ingin secara terus menerus dikelabui atau ditipu oleh politikus, menjelang pemilu, banyak orang, pejabat, tokoh dan politikus yang berkunjung untuk sekedar berdiskusi dan menyebar janji sambil sesekali menyusupi kata kata mohon dukungan dan mengharapkan adanya belas kasihan masyarakat untuk mendukungnya secara iklas, kami sering melihat mereka terkenal akrab dengan orang kampung pasca mendekati pemilih.
Mereka tiba tiba menghilang
usai pemilihan, banyak nomor handphone yang kita hubungi usai pemilihan tidak
lagi aktif, bahkan jarang di angkat, padahal sebelumnya kita sms saja ada
balasan, begitulah negeriku, orang orang akan datang ketika mereka membutuhkan
sesuatu pada kita, bahkan merek terlihat mendadak baik dan dermawan, juga tiba
tiba mendadak pelit dan sombong.
Dinegeriku juga banyaknya bantuan sembakau secara percuma cuma dari
para dermawan, tapi itu hanya datang pasca pemilu dilaksanakan, orang orang
kampungku sudah menganggap itu adalah tradisi, mereka dengan senang hati
menerimanya, tapi jangan harap mereka akan mendukung para dermawan itu secara
iklas, bahkan kadang kadang mereka pun tidak menjamin bahwa hak suaranya akan
diberikan kepada dermawan itu, karena banyak para dermawan yang hadir menjelang
pemilu dilaksanakan, dengan membagikan berbagai kebutuhan, ada yang membagikan
sembako, jilbab, kain sarung bahkan juga uang secara percuma cuma.
Kami sudah terbiasa menerima itu pada 5 tahun sekali, kami
menganggap itu adalah tradisi, tradisi politik yang datang menjelang pemilu,
kami juga tidak memaksakan mereka untuk memberikan bantuan kepada kami, tapi
mereka sendiri yang datang kepada kami untuk memberikan bantuan kepada kami
secara percuma cuma. Lantas apa salah kami, jika kami juga ikut menerima secara
percuma cuma.
Kami tidak pernah datang pada mereka dengan memanfaatkan kesempatan,
kesempatan dimana mereka sedang memperlihatkan kedermawanan mereka, karena
mereka sedang membutuhkan kami, tapi mereka lah yang datang kepada kami dengan
mengharapkan bantuan sambil memberi bantuan, padahal kami juga tidak menjamin
bahwa kami akan memberi bantuan kepada mereka, tapi mereka tetap dengan
kedermawanannya memberikan bantuan kepada kami, lantas dimana rasa kecewa
mereka, jika mereka tidak terpilih, kecuali mereka sedang berakting dengan
peran kedermawanan.
Begitulah negeri kami, negeri yang lahir jutaan para aktor, yang
pinter berakting jika sedang mengharapkan sesuatu pada kami, kami pun apa daya,
karena kami sadar bahwa mereka sedang berakting, jika mereka terpilih dan duduk
sebagai orang yang berkuasa, kami sadar bahwa mereka tidak lagi mengenal kami,
bahwa mereka juga tidak dapat lagi kami harapkan adanya kedermawanan mereka,
karena mereka akan datang pada kami dan memperlihatkan kedermawanan mereka pada
lima tahun mendatang dan kami sadar akan hal itu, makanya kami tidak akan
menaruh harapan besar kepada mereka.
Kami sudah merasakan puluhan tahun, puluhan kali orang orang yang
datang kepada kami dengan menawarkan sikap kedermawannya sementara dan itu
terjadi berulang ulang, jadi buat kami hal itu sudah biasa, kami tidak lagi
mengharapkan apa apa pada kedermawanan mereka, kami sadar betul bahwa mereka
adalah aktor, aktor terbaik yang telah teregenerasi dari periode ke periode,
sedangkan kami pun harus ikut berakting, berakting menerima dengan senyuman
atas kedermawanan mereka, meski dibelakang mereka kami mengumpat atas sikap dan
perilaku mereka.
Beginilah faktanya negeriku, negeri omong kosong, dimana orang orang
bisa berubah kapan saja, sesuai keinginan dan tujuan. Negeri yang diisi oleh
orang yang hidup penuh kepura puraan, bahkan negeriku terkenal dengan sebuah
negeri wacana, semua orang pinter berwacana tapi aplikasinya jangan ditanyakan
bagaimana.
Kami sudah biasa, biasa berwacana, biasa mendengar janji, biasa pula
dikibuli. Karena kami sadar betul bahwa begitulah cara orang orang hidup
dinegeri kami, negeri kami memang negeri janji kosong, tapi kami menikmati
kekosongan itu.
Negeri Janji Janji Yang Kosong
Reviewed by Anonim
on
September 06, 2014
Rating: