Terbayar sudah, lelah menempuh perjalanan kurang lebih
satu jam mendaki gunung dan turun gunung menuju ujong pancu, pantai yang
terletak di kilometer nol pulau sumatera ujung barat, dikabupaten Aceh Besar
Provinsi Aceh, pengalaman pertama menuju ujong pancu adalah suatu suasana yang
paling berkesan, apalagi ditengah hiruk pikuknya perjalanan hidup yang aku
alami dalam beberapa minggu ini membuat aku seakan akan merindukan akan sebuah
kedamaian bersama alam dengan desiran ombak. Ujong pancu merupakan sebuah
pantai terisolir dimana untuk menuju kesini kita harus membutuhkan perjalanan
kurang lebih satu jam dengan medan yang menanjak dan tentunya melelahkan bagi
kita yang jarang berpetualang.
Tapi yang terjadi adalah, keringat yang bercucuran seakan
menjadi manis ketika tiba di ujong pancu, desiran ombak dan suasana alami
pantai kita rasakan begitu sejuk. Bersama kawan kawan menuju ke ujung pancu
untuk pertama kali dan berkemah disini merupakan suatu pengalaman paling berharga
dan bernilai, ini adalah kesan pertama seumur hidup dan berkemah di pinggir
pantai yang belum sekalipun aku pergi dan mengetahui suasana disini.
Penat yang terjadi dalam beberapa minggu ini dan berbagai
persoalan yang menimpa, rasannya dapat saya lupakan sementara ketika berada
disini, rasanya ingin berada disini dalam beberapa hari, tapi tak mungkin,
kawan kawan yang sudah punya aktivitas lain pun tak bisa berlama disini, tapi
pengalaman bermalam disini satu malam menjadi pengalaman yang indah.
Ketika sampai di ujong pancu, kami langsung memasang dua
buah tenda tepatnya paling ujung, kami memilih tempat paling ujung karena ingin
menghabiskan waktu disini tanpa kebisingan suara manusia lain, apalagi malam
minggu banyak orang orang lain yang ikut camping dan menginap disana, usai
memasang tenda, hal kedua yang kami lakukan adalah tentunya mengabadi moment
moment disini, usai berfoto kami istirahat sejenak sambil menikmati suasana
alam yang asri, tentunya dengan canda tawa, seakan akan hidup ini adalah tidak
ada masalah, semua masalah yang terjadi dan sedang terjadi sudah kami simpan
dirumah, kami kesini untuk menikmati hidup, bercanda tawa dan menikmati alam.
Sampai disini tentunya perut terasa lapar, bekal yang
kami bawa tanpa kalkulasi akhirnya membuat kami harus menghemat, dari air
minum, makanan dan rokok tentunya. Rasanya ingin kembali kekota untuk membeli
bekal yang banyak, tapi melihat medan yang amat berat untuk kami lalui, mau
tidak mau kami harus menahan keinginan itu, tetapi walaupun bekal yang kami
bawa pas pasan, tidak membuat kebahagiaan kami berkurang dalam menikmati
suasana disini, kami begitu bahagia dengan suasana disini bersama alam yang
asri.
Malam pun tiba, sambil beristirahat didepan tenda,
ditemani api unggun merupakan kenikmatan yang kami terima dimalam ini, betapa
asyiknya canda tawa terlepas dari rasa penat yang ada, seakan akan hidup ini
begitu indah, seindah malam ini yang kami nikmati.
Pukul delapan malam kami mulai memasak nasi dan lauk
untuk makan malam, meski masakannya sederhana tapi rata rata kami menambah
nasinya, rasanya memang begitu nikmat makan disini, dibawah langit yang
berbintang dengan cahaya bulan sabit menjadi pelengkap suasana malam ini, kami
kumpul didepan tenda sambil bercanda gurau, menikmati musik yang ada di
handphone, nikmatnya memang tak akan mampu menggambarkan dengan tulisan
sepanjang apapun, karena hanya kita yang berada disini tau betapa nikmatnya
suasana disini.
Malam minggu memang banyak tenda disini, karena banyak
orang yang bercamping disini, untuk merasakan kenikmatan berada disini,
mendengar desiran ombak laut dan ditemani cahaya bintang dan jauh dari hiruk
pikuk kebisingan kota. Apalagi udara yang begitu asri, rasanya makan apapun
memang terasa nikmat disini.
Cemilan kami malam ini sehabis makan adalah kerang,
kerang yang kami kutip dipinggir pantai, rasanya nikmat sekali, apalagi direbus
langsung dengan air asin, rasanya memang asin asin lemak, meski makanan itu
belum pernah saya makan, tapi ketika kawan kawan merebus makanan itu, sayapun
menyantapnya dengan lahap, bahkan kami merebusnya dua tahap. Usai makan nasi
kami merebus lagi kerang itu sebagai cemilan sambil menikmati suasana malam
ini. Sayangnya kami lupa membawa kopi yang seharusnya menjadi minuman yang
menghangatkan suasana disini.
Badan saya sebenarnya memang kurang sehat malam ini,
akibat demam yang dari kemarin belum sembuh, sekarang masih terasa pilek, tapi
pilek ini menjadi tidak terasa malam ini akibat suasana yang kami alami malam
ini. Dibawah bintang saya berbaring sambil menulis setiap waktu yang saya alami
saat ini, saya tidak ingin melewatkan suasana yang saya alami saat ini untuk
tidak diabadikan dalam bentuk tulisan, melihat dalam beberapa minggu ini saya
memang tidak bisa menulis, jiwa saya kosong, inspirasi saya tidak keluar dan
tidak mampu saya formulasikan kedalam bentuk tulisan. Mungkin karena suasana
hati dalam beberapa minggu ini tidak mendukung, saya senang sampai disini dan
menikmati malam ini dan saya mendapatkan banyak inspirasi untuk kemudian saya
ceritakan dalam bentuk tulisan ini.
Kami masih menikmati malam sambil berbaring didepan
tenda, api unggun menghangatkan tubuh kami, sambil merebus kerang yang akan
menjadi cemilan kami, kerang rebus telah matang kami pun menyantapnya dengan
lahap sambil melepaskan canda tawa, tentunya rokok tetap menjadi pelengkap
dalam setiap waktu.
Sekitar jam sepuluh malam kami menikmati suasana malam
diberbatuan besar yang ada dipinghir pantai, berbaring disini menikmati malam
sambil bercanda ria, indahnya bintang malam ini melengkapi kebahagiaan kami.
Akhirnya kami memutuskan untuk menginap satu malam lagi disini, padahal kami
merencanakan hanya menginap satu malam, tapi kemudian kami menyepakati akan
menginap satu malam lagi disini. | BERSAMBUNG
Part II : Klick
Cerita Tentang Kita Di Ujong Pancu Part 1
Reviewed by Anonim
on
September 01, 2014
Rating: