Ribut ribut soal event pemilihan model Aceh di Aula Hotel
Grand Nanggroe yang bertema “Indonesian Model Hunt 2016”. Likak likuk
diatas catwalk itu diikuti oleh ratusan gadis gadis yang katanya berasal dari
seluruh Aceh. Usai di bubarkan secara paksa oleh Walikota Banda Aceh Illiza
Sa’aduddin Djamal menuai kehebohan terutama dimedia sosial, ada yang
menggunjing para penyelenggara dan meminta untuk diusir dari Aceh dan ada pula
yang mencoba mengkait-kaitkan dengan menyebut itu bagian dari konspirasi untuk
melemahkan penegakan syariat islam di Aceh.
Tapi sangat jarang
yang mencoba mendalami akar permasalahan, mengapa kegiatan kegiatan seperti itu
menjadi sangat ramai pengikutnya di Aceh. Buktinya, dalam acara pemilihan model
yang dilakukan di Hotel Grand Nanggroe tersebut diikuti oleh ratusan
gadis gadis Aceh, bahkan banyak pula yang didukung oleh para orang tua mereka.
Seharusnya, jika
kita memang memiliki nilai nilai syariat didalam diri masing masing masyarakat
Aceh. Maka, kegiatan kegiatan seperti itu tidak akan berkembang di Aceh. Tapi
pada kenyataannya, kegiatan seperti itu sangat digandrungi oleh gadis gadis di
Aceh, bahkan banyak pula yang memilih untuk mengikutinya diluar Aceh.
Artinya, ada
kegagalan baik itu orang tua maupun pemerintah, dalam mendidik generasi Aceh
itu untuk hidup dengan karakter berlandaskan syariah dan saat ini pemerintah
pun dikalang kabutkan untuk mencegah dengan kebijakan kebijakan, tapi kita
melupakan akar dari permasalahan yang ada. Sehingga setiap ada aktivitas yang
melanggar syariat kita ramai ramai menuduh itu bagian dari konspirasi. Konspirasi
siapa?,
Kenapa kita selalu
sibuk menuduh konspirasi, sehingga kata kata “konspirasi” menjadi alasan yang
benar dari sebuah kegagalan kita dalam mendidik generasi Aceh, lalu sampai
kapan kata kata “konspirasi” itu menjadi dalih, padahal itu jelas merupakan
ketidakmampuan kita untuk mendidik generasi Aceh.
Pemilihan Model Aceh Bukan Konspirasi
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 29, 2016
Rating:
Tidak ada komentar: