Dalam
diskusi tadi malam bersama kawan kawan tentang negatifnya sudut pandang rakyat
aceh tentang politik. Di akhir diskusi tersebut kami menarik kesimpulan bahwa
masyarakat “Media Sosial” Aceh saat ini mayoritasnya berpikiran negative
terhadap status yang di upload mengenai tema
politik, banyak status politik yang di upload akan mendapatkan komentar beragam
dari para pengikutnya dan mayoritas yang mengomentari adalah bernada negative.
Lihat
saja sebagai contoh misalnya Akun Facebook Politisi, ketika ia menulis
statusnya, maka ada ratusan pengikutnya yang kemudian mengomentari isi status
tersebut bernada negatif, bahkan mengomentari diluar konteks isi status
tersebut.
Salah
satu penyebab yang muncul adalah, karena masyarakat muak dengan janji janji
politik yang selama ini ada di Aceh, masyarakat jenuh dengan janji yang tidak
terealisasi. Masyarakat menganggap, Aceh seperti sebuah rumah yang sudah tua
dan tidak terurus dengan baik selama ini, padahal dengan uang trilyunan namun
dinikmati entah oleh siapa. Kondisi Aceh persis seperti istilah Hantu Blau
dalam masyarakat Minangkabau, sehingga muncul kegelisahan, ketakutan dan
kekhawatiran bagi masyarakat.
Bagi
masyarakat Minangkabau Hantu Blau adalah sebutan yang disematkan untuk makhluk
halus atau hantu penghuni rumah tua yang terbengkalai dan tidak terurus.
Hal
tersebut lantas mereka luapkan dengan akun media socialnya, karena media social
merupakan salah satu jembatan yang paling mudah menghubungkan antara masyarakat
dan politisi. segala unek unek dan kekecewaanya dapat mereka luapkan dengan
mudah tanpa sungkan sungkan.
Beberapa
minggu yang lalu, seorang Calon Gubernur menyebutkan "Mari kita bangun
Aceh dengan mengobati patologi sosial, kebodohan dan kemiskinan, karena di Aceh
secara nasional tengah dievaluasi IPM-nya (Indek Pembangunan Manusia) yang
hasilnya mendekati merah kendati masih kuning".
Patologi
sosial adalah tentang penyakit masyarakat yaitu tingkah laku tidak biasa dan
bertentangan dengan norma kebaikan. Apakah kemudian apa yang dilakukan oleh
masyarakat “media social” Aceh selama ini merupakan bagian dari patologi
social, sebab telah secara terus menerus berpikiran negatif dan berpikiran yang
bertentangan dengan norma norma kebaikan.
Karena
seharusnya sebagai daerah yang menerapkan syariat islam, pemikiran pun harus
berlandaskan syariat islam, tidak boleh berburuk sangka terhadap apa yang ingin
orang berbuat, sedangkan berburuk sangka merupakan bagian dari pikiran negatif.
Padahal
berburuk sangka sesama kaum muslimin merupakan perkara yang terlarang dalam
agama Islam “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari
persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (Al-Hujurat: 12).
Patologi Sosial, Hantu Blau dan Medsos Aceh
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 24, 2016
Rating:
Tidak ada komentar: