Dari 6 pasangan calon Gubernur Aceh, Tarmizi A Karim adalah
calon gubernur yang memiliki wawasan paling mapan, ia juga menjadi calon
gubernur yang paling paham soal agama, jika dibanding calon lainnya. Bahkan
jika soal retorika ia layak disanding dalam debat kandidat para Gubernur DKI
Jakarta.
Ada pula yang menarik dicermati dalam penampilan Tarmizi A
Karim disetiap ia berorasi, yaitu gaya nya yang terkesan tidak original dan
ikut ikutan. Perihal tersebut sering di utarakan oleh warga media sosial
facebook dalam setiap usai debat kandidat. Cara ia berbicara dan juga gerakan
tangan Tarmizi A Karim disebut sebut mengikuti gaya Surya Paloh, tokoh politik
yang dikenal dengan ciri khasnya dalam berorasi.
Hal lain adalah, pogram pogram yang disampaikan adalah kesan
nya copy paste dari pogram politikus Jakarta, seperti menunjukkan berbagai
jenis kartu pada saat debat kandidat pertama, pogram dengan berbagai kartu
merupakan pogram yang lagi di trend di Jakarta.
Kemudian ia juga menjadi calon gubernur yang paling mudah
dicerna bahasanya dan tutur kata nya yang teratur. Hal itu memang tidak aneh
mengingat ia adalah lulusan doktor (S3) Ilmu Tafsir Al Quran pula lagi, yang
tentunya orang Aceh lulusan tersebut masih bisa dihitung jari.
Tapi, akibat dari terlalu percaya diri itu, maka ia terlihat
sombong dalam menyampaikan argument nya, dalam 3 kali debat, aura percakapannya
menunjukkan bahwa ia meremehkan kemampuan calon gubernur lainnya.
Dan gagasan gagasan yang ia miliki juga terlalu beretorika,
tapi ia tak mampu menjelaskan teknis teknis tentang pogram nya tersebut, hal
itu terlihat jelas dalam debat kandidat ke 3, ketika ia ditanya oleh Abdullah
Puteh. Dengan demikian maka adanya timbul keraguan terhadap kemampuam ia meng
implementasikan pogram tersebut, sama seperti janji gubernur sebelumnya ketika
berkampanye.
Kemudian, jika dalam birokrasi ia bisa saja sangat
berpengalaman, tapi dalam komunikasi politik menurut saya ia sangat buruk, hal
tersebut sangat jelas terlihat ketika ia tidak mampu menjaga hubungan nya
dengan para parpol yang telah mendukung nya, sehingga para parpol memilih
meninggalkannya sebelum hari pemilihan.
Atau bisa jadi akibat percaya diri yang terlalu berlebihan
dan merasa tak membutuhkan kader parpol, tak membutuhkan pemikiran pemikiran
parpol yang akhirnya membuat kader kader parpol enggan untuk ikut memenangkan
dirinya.
Sumber foto : statusaceh.net
Tarmizi A Karim Overly Confident
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 03, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: