Akhirnya kita menemukan jawaban dari pertanyaan masyarakat Aceh
selama beberapa bulan ini tentang siapa yang akan memimpin Aceh menggantikan
posisi pasangan Zaini Abdullah – Muzakir Manaf, Gubernur dan Wakil Gubernur
Aceh periode 2012-2017. Sukses pula perhelatan pilkada kali ini, patut kita
syukuri gejolak pilkada di Aceh tidaklah separah apa yang pernah kita
alami di tahun 2012, jika pun ada memakan korban tentu tidak
separah dialami periode sebelumnya yang telah membuat Aceh menjadi isu nasional
hingga memakan banyak korban, artinya perkembangan demokrasi politik semakin
mencair di Aceh dan ini sangat baik dampaknya terhadap perkembangan dan kemajuan Aceh
kedepan.
Terlepas dari siapa yang akan terpilih sebagai Gubernur Aceh periode kedepan, tapi dari enam pasangan calon Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf merupakan
calon Gubernur yang paling menarik untuk dibahas mengenai strateginya dalam
memenangkan Pilkada, selain banyak propaganda yang ia munculkan ditengah-tengah
pilkada melalui statement-statmentnya, juga terkait strategi tingkat dewa
sebagai istilah yang pernah ia utarakan ketika mengeluarkan lelucon kepada
Zakaria Saman (Apa Karya), mengenai Apa Karya tidak bisa buat anak dan Irwandi
Yusuf menyebutnya itu sebagai lelucon tingkat dewa.
Irwandi Yusuf dalam jumpa pers usai pembukaan
rapat pimpinan PNA di Gedung BKOW Banda Aceh 2 tahun lalu, pernah menyebutkan
bahwa Sofyan Dawood, Ayah Merin, dan lima orang lainnya
memang sengaja ditugaskan oleh PNA untuk mendekati
partai dan beberapa calon kandidat. Mereka diberi tugas antara lain menjalin
persahabatan dan menciptakan perdamaian antarpartai sehingga tidak terjadi
pertikaian seperti Pilkada 2014. Pernyataan Irwandi Yusuf ini kemudian
menimbulkan kontroversi ditengah publik, yang kemudian juga dibantah oleh
Sofyan Dawood.
Tapi jarang public yang mencoba berasumsi bahwa
itu merupakan pernyataan benar yang dikeluarkan oleh Irwandi Yusuf untuk
sengaja membuat public dan para calon Gubernur tidak curiga kepada orang orang
yang disebutkan olehnya dan pernyataan Irwadi Yusuf membuat
orang-orang tersebut tidak perlu panjang lebar menjelaskan kepada setiap orang
atas alasannya mendukung kandidat selain Irwandi Yusuf, karena perhatian public
sudah beralih kepada statement Irwandi Yusuf. Jadi pertanyaannya bukan lagi
“mengapa” tapi “benar atau tidak”.
Namun public jangan pernah lupa mengenai kedekatan
Irwandi Yusuf dengan Sofyan Dawood yang sudah ia jalin sejak lama, bahkan
Sofyan Dawood orang yang paling membela Irwandi Yusuf ketika pilkada 2012,
bahkan pengikut Sofyan Dawood mayoritas yang memiliki pengaruh tetap bertahan
dalam kubu Irwandi Yusuf saat Sofyan Dawood sudah menyatakan komitmentnya
mendukung Tarmizi Karim.
Jika kemudian akhirnya, kita mencermati fakta-fakta yang terjadi
menjelang hari pencoblosan, saya berpendapat apa yang pernah disampaikan oleh
Irwandi Yusuf beberapa tahun lalu dan juga beberapa bulan lalu merupakan sebuah
kebenaran yang tujuannya untuk mengelabui pihak lawan.
Pertama, soal posisi Sofyan Dawood yang melakukan penjajakan
intensif kepada Tarmizi Karim dan jauh-jauh hari sudah memberikan isyarat bahwa
akan mendukung Tarmizi Karim untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh.
Kenapa harus Tarmizi Karim?, ia adalah dikenal sebagai tokoh Aceh Utara yang
pernah menjabat Bupati didaerah tersebut, kemudian Aceh Utara adalah pemilik
suara terbanyak di Aceh dengan jumlah mencapai 420.480 pemilih tetap dari total 3.337.545 pemilih tetap se Aceh, kemudian lagi
Muzakir Manaf adalah tokoh asal Aceh Utara yang dipastikan diusung oleh Partai
Aceh kala itu, sehingga Irwandi Yusuf harus memasang strategi untuk memecah
belah suara di Aceh Utara agar ia mampu mengejar ketertinggalan basis suaranya
dan itu adalah ada pada Tarmizi Karim, strategi itu pernah ia lakukan ketika
Pilkada 2012 yaitu dengan meminta Abi Lampisang untuk mencalonkan diri, tapi
kali ini benar-benar ekstrim dan tingkat dewa, bukan hanya itu Irwandi Yusuf juga mendorong Zakaria Saman untuk ikut maju dalam Pilkada kali ini, tentu dengan pertimbangan basis dan kalkulasi suara. Menjelang hari
pencoblosan, Sofyan Dawood banting setir dan kembali mendukung sahabatnya itu
Irwandi Yusuf, dukungan Sofyan Dawood detik-detik pencoblosan pastinya membuat
rivalnya Muzakir Manaf ketar-ketir, karena menambah panjangnya amunisi Irwandi
Yusuf untuk memenangkan pertarungan kali ini. Pertanyaannya “mengapa Sofyan
Dawood banting setir detik-detik terakhir”, padahal ia paham betul karakter
Tarmizi Karim jauh sebelum memutuskan mendukungnya, bukannya baru baru ini yang
kemudian membuat ia banting setir. Maka tak salah jika ini kemudian saya sebut
sebagai strategi tingkat dewa.
Kedua terkait isu pergantian T.A Khalid, isu tersebut berhembus
kencang setelah Irwandi Yusuf menulis informasi itu di akun facebooknya, dan
Irwandi Yusuf tentu punya kepentingan untuk tetap mempertahankan posisi T.A
Khalid sebagai posisi Calon Wakil Gubernur dari Muzakir Manaf. Public juga
menyadari betul bahwa posisi T.A Khalid mendampingi Muzakir Manaf tidak akan
memberikan pengaruh signifikan terhadap peluang kemenangan bagi mereka, begitu
pula di internal Partai Aceh terjadi gesekan besar setelah Muzakir Manaf
memutuskan memilih T.A Khalid, ini merupakan peluang dan keuntungan yang akan
diraih oleh Irwandi Yusuf jika pendamping Muzakir Manaf tetap T.A Khalid,
sekaligus kelemahan Muzakir Manaf untuk memenangkan pilkada. Siapa yang menyangka
jika itu merupakan kebenaran yang disampaikan oleh Irwandi Yusuf, meski
kemudian Jubir Partai Aceh membantah isu yang dihembuskan oleh Irwandi Yusuf.
Ketiga adalah, detik-detik pencoblosan kita melihat berbagai fakta
terutama di media online dan media social, fakta tersebut adalah tim Irwandi
Yusuf banyak membongkar praktek-praktek curang yang dilakukan oleh tim Muzakir
Manaf, yaitu seperti pembagian uang dalam amplop, bermasalahnya panitia
pelaksana, pembagian berbagai sembako dan kain sarung, juga soal ribuan
hologram yang diduga hilang. Sedangkan tim
Muzakir Manaf tidak mampu menemukan praktek curang yang dilakukan oleh tim
Irwandi Yusuf. Hal ini terjadi tentunya karena tim Muzakir Manaf tidak dapat
lagi membedakan mana yang sebenarnya orang-orang dipihak mereka atau di pihak
Irwandi Yusuf yang menyusup kedalam tim Muzakir Manaf.
Selamat kepada Calon Gubernur Aceh periode 2017-2022 yang
terpilih…
Strategi Tingkat Dewa Irwandi Yusuf
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 16, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: