Rokok
adalah salah satu permasalahan besar di Indonesia, bukan karena rokok termasuk
dalam kategori produk yang dilarang, akan tetapi rokok adalah salah satu factor
buruknya kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut Mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi tahun 2014 silam, menyebutkan bahwa
Indonesia menjadi negara dengan perokok terbesar di dunia dengan total
mencapai 66 juta jiwa perokok aktif. Sedangkan terdapat 97 juta perokok pasif
yang terpapar akibat asap rokok di Indonesia. Sementara, 43 juta anak-anak
terancam kesehatannya karena terkena asap rokok. Jumlah perokok di Indonesia
memang meningkat drastis sebelumnya WHO pada tahun 2008, Indonesia
berada di urutan ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia, setelah Cina
dan India. Di Indonesia permasalahan rokok memang sudah tergolong
mengkhawatirkan, selain sudah merambah pada anak anak juga banyak perempuan
yang saat ini ikut ikutan merokok.
Dalam
kasus merokok, biasanya memang rata rata kita adalah pada awalnya coba coba,
yang kemudian menjadi kecanduan, setelah kecanduan banyak perokok yang
sebenarnya berniat untuk berhenti, akan tetapi sangat minim yang benar benar
sanggup berhenti dengan salah satu persoalannya adalah pergaulan.
Pengalaman
saya memang berhenti merokok itu sangat sulit, selain sudah menjadi kebiasaan,
rokok juga kadang kadang menjadi kebutuhan utama para lelaki dalam pergaulan,
dalam pengalaman saya sendiri saat ini adalah ketiga kalinya mencoba berhenti
merokok, setelah sebelumnya pada tahun 2008 berusaha berhenti merokok dengan
mencoba mengurangi rokok setiap hari, sampai pada akhirnya tidak merokok lagi,
namun pada tahun 2008 itu tidak lebih dari satu bulan akhirnya saya mulai
merokok lagi.
Namun
setelah sekian lama merokok, lama kelamaan saya merasa tidak nyaman merokok,
karena yang pertama, telapak tangan saya bau asap rokok, juga kadang kadang
rokok sangat mengganggu aktivitas saya, meski disaat santai merokok adalah
kebutuhan utama, apalagi ketika saya sedang menghabiskan waktu untuk menulis,
jika saya menulis tidak merokok, maka saya menemukan jalan buntu atas apa yang
harus saya tulis.
Akhirnya
satu tahun saya memikirkan untuk berhenti merokok, dengan selalu mencoba
mengurangi merokok, akan tetapi tidak membuahkan hasil, kadang kadang saya
sangat ingin sekali menghilangkan kebiasaan merokok, tapi dilain waktu saya
menganggap rokok adalah bagian dari kebutuhan utama saya, hingga pada suatu
saat tanpa memikir panjang, untuk kedua kalinya pada tahun 2013 saya berniat
untuk menghentikan merokok secara ekstrim, secara tiba tiba saya meninggalkan
rokok dengan berpegang teguh pada niat dan didalam hati selalu mengatakan “say
no to smoking” pada saat teman teman menawarkan sebatang rokok untuk saya.
Awal
berhenti merokok, banyak teman teman yang terkejut dengan pilihan ini, bukan
hanya terkejut akan tetapi ada juga teman teman yang mengejek dan mengolok
ngolok karena saya berhenti merokok, namun saya tidak pernah menanggapi secara
serius dan selalu menjawab dengan bahasa bahasa yang diplomatis dan bercanda,
namun banyak juga yang mendukung pilihan saya ini. Apalagi teman teman wanita,
mereka senang dan mengsupport atas niat saya berhenti merokok.
Di
awal saya berhenti merokok, saya selalu bangun pagi dan olahraga rutin
(jogging) setiap hari. Ada perubahan yang luar biasa yang saya rasakan setelah
berhenti merokok, pertama badan saya merasa lebih ringan dan enak, kemudian
saya terlihat bertambah gemuk, bahkan dua bulan kemudian banyak celana dan baju
saya yang sempit akibat perubahan ukuran postur tubuh saya.
Meski
badan lebih enak dan ringan, tapi hobi saya dalam menulis tidak bisa saya
lanjutkan di awal saya berhenti merokok, kebiasaan saya menulis harus saya
korbankan sampai pada dua bulan, saya selalu berusaha untuk menulis isi pikiran
saya, tapi lagi lagi pikiran saya down, namun setelah menjelang dua bulan, hobi
saya menulis berangsur angsur normal, saya kembali bisa menulis tanpa merokok.
Godaan
untuk kembali merokok datang setiap hari, apalagi jika sedang berkumpul dengan
kawan kawan, melihat mereka merokok saya pun ingin merokok, tapi lagi lagi saya
berniat untuk berhenti merokok dan didalam hati mengucapkan “say no to smoking”, tapi kadang kadang jika
didalam hati saya merasa gelisah karena menginginkan rokok, maka saya sekali
kali mencobanya mengisap setengah batang untuk menghilangkan kegelisahan saja.
Niat
berhenti merokok itu akhirnya bertahan selama 8 bulan, setelah itu saya malah merokok lebih banyak
dari biasanya, pada saat merokok kembali itu, menghabiskan 1,5 sampai 2 bungkus
perhari, kondisi itu membuat kesehatan saya malah tidak baik, bahkan bukan
hanya merokok yang bertambah, kopi pun pada saat itu saya habiskan antara 3-5
gelas perhari, kondisi itu juga telah membuat badan saya menurun drastis akibat
dari tidak selerannya makanan, pada saat itu saya malah lebih banyak menghabiskan
kopi dan rokok dibandingkan makanan selama berbulan bulan.
Dari
kondisi tersebut, kemudian terbesit kembali dibenak saya untuk lagi lagi
kembali berhenti merokok, sekaligus berhenti minum kopi, karena kopi dan rokok
adalah ibarat tulang dan daging, tak bisa lengkap tanpa kehadiran kedua duanya
bagi perokok. Untuk kali ini saya ingin berhenti merokok tapi tidak dengan
secara ekstrim, akan tetapi secara perlahan lahan agar ketika saya mengalami
situasi yang stres, maka saya mampu untuk menahannya agar tidak kembali
terjerumus kedalam kecanduan merokok.
Setelah
berpikir dengan matang, akhirnya ketiga kalinya saya kembali mendeklarasikan
diri untuk berhenti merokok dan berhenti minum kopi diawal Januari 2015
kemarin, saat ini sudah satu bulan lebih berjalan, meski pada mulanya saya
berhenti tetap merokok dengan jumlah 1 sampai 2 batang perhari, tapi dua minggu
kemudian saya tidak lagi mencoba merokok baik itu satu batang pun, meski saat
ini, kadang kadang saya menginginkan rokok, jika keinginan itu masih sanggup
saya tahan, maka saya lebih memilih untuk menahannya, tapi jika keinginan itu
tidak sanggup saya tahan, maka saya akan menghisapnya sedikit untuk
menghilangkan rasa kegelisahan.
Setelah
melalui semua ini dan kerja keras untuk mampu berhenti merokok, saya sangat
berharap deklarasi saya yang ketiga kalinya ini untuk berhenti merokok benar
benar terpenuhi, tidak sekalipun terbesit dibenak saya untuk kembali menjadi
perokok. Saya merasa jauh lebih nyaman dengan tidak merokok. Saya juga berharap
ini adalah usaha saya yang terakhir kalinya, sampai saat ini saya sangat
bersyukur atas kemampuan saya berhenti merokok.
Setelah
mengalami, bagaimana menjadi perokok aktif dan bagaimana berusaha keras untuk
berhenti merokok. Jika ada yang bertanya bagaimana cara berhenti merokok,
mungkin banyak orang yang menjawab, berhenti merokok sangatlah sulit atau
datanglah ke dokter. Namun jawaban saya, berhenti merokok tidaklah sulit dan
tidak dibutuhkan dokter atau psikiater, tapi niat untuk benar benar berhenti
merokoklah yang paling sulit, jika niat untuk berhenti merokok sudah kuat, maka
berusahalah dengan cara apapun untuk konsisten melaksanakan niat itu dan selalu
mengucapkan “say no to smoking” dalam kondisi apapun dan dimana pun, karena
bagi orang yang sedang berusaha berhenti merokok, pasti pikirannya dilanda
keresahan dan tidak nyaman dengan keadaan, jika kita sanggup melewati proses itu
dengan konsisten dan komitmen, maka kita akan berhasil berhenti merokok.
Saya Berhasil Berhenti Merokok
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 25, 2015
Rating: