Pernyataan Tony Abbot telah memancing reaksi sebagian
masyarakat Aceh, pernyataan tersebut kini direspon dengan mengumpulkan koin
untuk mengembalikan bantuan Australia kepada Aceh pada saat tsunami pada tahun
2004 silam, bantuan yang bernilai 1Milyar dolar tersebut dipersoalkan pada saat
ini akibat dari reaksi Australia terhadap hukuman mati kepada kedua orang warga
negaranya terkait dengan narkoba. Reaksi yang dimunculkan oleh masyarakat Aceh
baik dimedia social dan penggalangan dana dengan hastag #KoinUntukAustralia
adalah merupakan tindakan yang kekanak-kanakan, masyarakat Aceh telah
memunculkan reaksi yang sedikitnya berlebihan terhadap pernyataan galaunya
Perdana Menteri Australia Tony Abbot, seperti yang kita ketahui, bahwa
masyarakat Australia sendiri menyesalkan pernyataan Tony Abbot, bahkan mereka
(masyarakat Australia) sendiri malu terhadap pernyataan Perdana Menteri mereka.
Reaksi emosional yang kita
munculkan, membuktikan kita kurang lebih sama dengan sifatnya Tony Abbot yang
kekanak kanakan tersebut, padahal aksi aksi pengumpulan koin tersebut tidak
seharusnya terjadi. Aksi tersebut sama saja dengan kita mempermalukan diri,
jika kemudian kita mengatakan bahwa masyarakat Aceh memiliki harga diri, harga
diri seperti apa yang ingin kita tunjukkan, yang jelas reaksi kita ditertawakan
oleh masyarakat lainnya, yang dimana mereka menganggap kita terlalu emosional
dan kekanak kanakan.
Lagi pula, pernyataan Tony Abbot telah
diklarifikasi olehnya sendiri kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, seharusnya
kita tidak lagi bereaksi berlebihan yang seolah olah kita ingin segera
mengganti bantuan australia itu yang jumlahnya kurang lebih sama dengan
anggaran Aceh satu tahun. Akibat dari respon kita ini, bukan saja kita
mempermalukan kita sendiri, tapi juga melukai masyarakat Australia yang telah
membantu Aceh dengan ketulusan mereka dan mereka pun sangan menyesali
pernyataan Perdana Menterinya itu.
Kita masyarakat Aceh menyadari,
bahwa persoalan bantuan adalah persoalan sosial, bukan persoalan politik,
sedangkan pernyataan Tony Abbot adalah persoalan politik, seharusnya persoalan
ini cukup diselesaikan melalui jalur politik, kita masyarakat Aceh juga
seharusnya bereaksi melalui jalur politik dengan meminta Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh dan Pemerintah Aceh untuk mendesak presiden tidak menjadikan Aceh
sebagai alat tukar dalam proses hukum atau mengembalikan bantuan australia,
karena proses persetujuan bantuan dilakukan antar negara bukan negara dengan
provinsi, bukan dengan cara kita bereaksi mengumpulkan koin, yang akhirnya dari
niat karena harga diri menjadi memalukan diri sendiri.
Pernyataan tersebut seharusnya
kita persoalkan kepada Tony Abbot, seperti mendesak Tony Abbot untuk meminta
maaf, bahkan akibat dari pernyataan itu, Tony Abbot sendiri kini dkritik oleh
masyarakatnya, reaksi muncul bukan hanya di Aceh, tapi di Australia juga
masyarakatnya mengecam pernyataan tersebut, kita sebagai masyarakat Aceh sangat
tidak etis menghakimi masyarakat Australia yang telah tulus membantu masyarakat
Aceh pada saat dilanda musibah tsunami.
Masyarakat Aceh yang mengecam
dimedia social dan melakukan penggumpulan koin untuk Australia juga disesalkan
oleh warga Australia bernama Damien Kingsbury seorang
professor di Deakin University yang pernah
menjadi penasihat politik bagi Gerkan Aceh Merdeka saat berunding dengan
Pemerintah Indonesia di Helsinki. Pernyataan itu muncul menjawab status
facebook Helmi N Hakim yang menulis :
"Baru tau kalau kanguru memiliki sifat galau. Mr. Damien
Kingsbury Please tell to your Prime Minister, Mr. Tony Abbot to send his staff
to take back all Australian People aid in Aceh. Go to hell with your aid,"
Damien Berkomentar :
"Helmy, be
careful how you express yourself, brother. I did not vote for Abbott and work
actively against him. At the time, in 2005, all aid was necessary and
gratefully received. I agree, however, that it should not now be used as a
bargaining chip. Please don't say: 'Go to hell with MY aid'.
(Helmi Hati-hati dalam mengekspresikan dirimu saudaraku. Saya tidak
memilih Abbott dan secara aktif beroposisi mengkritisi Abbott. Pada masa 2005
semua bantuan yang diperlukan secara tulus diterima dengan rasa syukur. Akan
tetapi saya setuju, tidak seharusnya digunakan alat tukar. Tolong jangan
katakan: go to Hell with MY aid.")
Komentar ini adalah merupakan
bentuk penyesalan terhadap pernyataan perdana menteri mereka yang mengaitkan
bantuan social dengan masalah tahanan narkoba. Kemudian pantaskah kita
menghakimi masyarakat Australia yang telah tulus membantu masyarakat Aceh,
sedangkan mereka tidak mengharapkan apa apa atas bantuan tersebut, mereka murni
membantu karena alasan kemanusiaan.
Rakyat Aceh Jangan Hakimi Warga Australia
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 21, 2015
Rating: