Menurut
Wilkipedia Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pemimpin
yang baik adalah akan memberi contoh atau mempengaruhi orang orang yang di
pimpinnya untuk menjadi baik pula, maka dari itu masyarakat Indonesia yang
berjumlah sekitar 250 juta jiwa ini akan tergantung kepada pemimpinnya dalam
bersikap dan menjalani kehidupan dari ke waktu, jika pemimpin Indonesia baik
maka baik pula masyarakat dan bangsa Indonesia ini, begitu pula sebaliknya,
jika kemudian pemimpin buruk maka buruk pula nasib rakyat dan bangsa Indonesia
ini.
Ditengah
tengah pesta demokrasi Indonesia yang dilaksanakan 5 tahun sekali ini, kita
disuguhkan pada 2 pasangan calon pemimpin yang akan memimpin masyarakat
Indonesia sebanyak 250 juta jiwa selama 5 tahun mendatang, ada banyak perbedaan
di antara kedua calon ini, kemudian pun karir mereka dari berbeda beda.
Pertama
Prabowo Subianto, dia adalah mantan militer yang pernah diberhentikan tanpa
sebab yang jelas sampai saat ini, meski di gadang gadang sebagai pelanggar Hak
Asasi Manusia namun sampai sekarang dia masih bebas melenggang, bahkan bisa
mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo juga merupakan
keluarga Cendana yaitu Soeharto yang sudah ditumbangkan oleh Mahasiswa pada
tahun 1998 melalui Reformasi. Dia adalah menantu Soeharto yang menikah dengan Siti Hediati Haryadi atau yang dikenal dengan Titiek
Soeharto dan dikaruniai seorang anak bernama Didit Hadiprasetyo. Setelah cerai dengan
Titiek Soeharto, sampai sekarang Prabowo tidak menikah lagi, meski hidup mapan
dan memiliki rumah mewah di bogor. Perceraiannya pun di isukan akibat
tumbangnya Soeharto dan persoalan politik, namun sampai sekarang tidak ada yang
tau kapan tepatnya mereka bercerai.
Kedua Jokowi
atau Nama lengkapnya Joko Widodo, dia adalah mantan walikota solo yang menjabat
sebanyak 2 periode. Jokowi kemudian dicalonkan sebagai Gubernur DKI oleh PDIP
dan termasuk Prabowo yaitu Gerindra, hingga akhirnya memenangkan pemilihan
Gubernur pada putaran kedua melawan Foke yang incumbent, Jokowi yang fenomenal
dengan aksi blusukannya kemudian memikat hati masyarakat Indonesia bahkan
karena blusukannya Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang benar benar mengerti
dan melayani masyarakat, bahkan sejak menjabat walikota pertama di solo Jokowi
sudah blusukan sehingga masyarakat Solo begitu mencintainya hingga dipilih
sebanyak 90% masyarakat Solo ketika mencalonkan diri periode kedua, kemudian
berkat terobosannya itu, Jokowi mendapat penghargaan sebagai Walikota terbaik
ke tiga didunia, sebuah prestasi pemimpin yang belum pernah didapatkan oleh
kepala daerah lain di Indonesia. Sejak ziarah ke Jakarta sebagai Gubernur DKI,
Jokowi bersama Ahok lansung melakukan terobosan terobosan barunya yang
sebelumnya tidak terpikirkan oleh pemimpin pemimpin lainnya. Lelang lurah dan
lelang camat adalah pertama dan belum pernah dilakukan oleh pemimpin lainnya di
Indonesia sehingga proses administratif masyarakat dapat dilayani secara baik
karena di isi oleh orang orang berkompeten. Kemudian normalisasi waduk, kampung
deret, penataan pasar dan lainnya yang belum pernah dilakukan oleh kepemimpinan
sebelumnya, Jokowi berhadapan dengan Prema preman pasar di Jakarta yang dikenal
keras, meski begitu Jokowi selalu mampu memikat hati masyarakat, bahkan preman
preman sekalipun sehingga terobosan terobosan yang dilakukan oleh Jokowi tidak
pernah memunculkan konflik antar masyarakat itu sendiri.
Kemudiaan
saat ini kita dihadapkan pada dua pilihan Pasangan Capres dan Cawapres,
masyarakat Indonesia harus jeli dalam menentukan pilihannya, karena para calon
mulai dekat dengan masyarakat dengan alih alih merakyat padahal sebelumnya kita
tidak melihat hal itu, bantuan media juga menjadikan capres dan cawapres seolah
olah milik rakyat padahal penuh dengan pemikat dan sinetron wayang yang
dimainkan penuh drama kepura puraan.
Kemudian kita
disuguhkan seolah olah pertarungan antara si tegas dan si mencla mencle,
koalisi pejabat dan koalisi rakyat, capres pejabat dan capres rakyat, capres
banyak bicara dan capres banyak bekerja bahkan juga di bandingkan antara capres
ganteng dan capres ndeso.
Kita tahu
bahwa gaya pidato Prabowo memang tegas, tapi kita tidak boleh dipengaruhi
dengan retorika tanpa kerja nyata, kita tahu bahwa janji Prabowo akan
menjadikan masyarakat Indonesia kaya raya tapi kita tidak boleh terbuai dengan
janji pepesan kosong tanpa bukti yang telah diperlihatkan.
Kita tahu
bahwa gaya Pidato Jokowi masih apa adanya, tanpa berusaha menjadi terkesima
siapapun yang mendengarnya. Tapi dia sudah membuktikan dengan kerja kerasnya
pada saat menjadi walikota Solo dan Gubernur DKI. Jokowi hadir dengan gaya
Pemimpin baru, tidak meniru niru, dia juga bukan bagian dari orde baru, yang
penuh dengan lumuran darah mahasiswa, sehingga reformasi sudah tercipta.
Kita butuh
presiden bukan hanya pintar bicara tapi pintar bekerja, karena presiden pintar
bicara banyak stok yang tersedia di Indonesia. Kita harus jeli melihat dan
mencari tau mana pemimpin yang sebenarnya.
Menurut
(Thoha, 1983:123) Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi pemimpin harus kita pastikan bahwa perilakunya dapat diikuti oleh orang
orang yang dipimpinnya, dalam hal ini adalah masyarakat Indonesia. Jika
perilaku pemimpin tidak baik maka dipastikan masyarakat Indonesia akan tidak
baik pula.
Maaf.....!!!!!
Jangan paksakan saya untuk memilih yang lain, karena setelah menimbang dan memutuskan pasangan #JokowiJK nomor urut 2 bagi saya pilihan tepat untuk pemimpin Indonesia 5 tahun mendatang. Karena Indonesia butuh sosok pintar bekerja, bukan pintar retorika. Kita masih banyak stok para politisi pintar beretorika tapi kita kehilangan stok pemimpin yang mampu bekerja.
Jangan paksakan saya untuk memilih yang lain, karena setelah menimbang dan memutuskan pasangan #JokowiJK nomor urut 2 bagi saya pilihan tepat untuk pemimpin Indonesia 5 tahun mendatang. Karena Indonesia butuh sosok pintar bekerja, bukan pintar retorika. Kita masih banyak stok para politisi pintar beretorika tapi kita kehilangan stok pemimpin yang mampu bekerja.
Pemimpin Yang Sebenarnya
Reviewed by Anonim
on
Juni 08, 2014
Rating: