Ya sudahlah, akui saja mereka pasangan Capres dan
Cawapres ini merupakan putra putra terbaik bangsa, yang tak mungkin bisa besar
begitu saja tanpa kerja keras mereka. Jangan ada lagi Black Campaign kecuali
Black Flores, jangan ada lagi isu sara kecuali lagu sahara. Terlepas dari
kekurangan dan pro kontra terhadap mereka yang tak mungkin sama dimata kita
semua masyarakat Indonesia, untuk apa kita perdebatkan
jika akhirnya hanya melahirkan kejenuhan masyarakat Indonesia untuk
berpartisipasi dalam politik, berapa banyak sudah yang golput setiap pemilu di
akibatkan kejenuhan masyarakat terhadap lakon para pejabat publik, apakah kita
akan terus memperkeruh suasana terus, dengan dalih mencari yang terbaik, belum
tentu, baik dikita baik di orang. Biarkan masyarakat memilih sesuai dengan apa
yang diyakininya baik.
Akui saja capres yang satu adalah orator ulung dan capres kedua pekerja hebat, apakah hari ini kita ingin memaksa masyarakat memilih orator ulung atau pekerja hebat. Biarkan masyarakat memilih sesuai apa yang diyakininya paling dibutuhkan oleh bangsa ini, tidak perlu kita melemparkan isu sara apalagi black campaign yang berujung pada fitnah, apa untungnya bagi kita kecuali dosa penyebar fitnah akhirat kita terima. Belum lagi para media masa paling suka keluarkan berita tentang negatif, bahkan ada yang sengaja membuat judul profokatif. Walah walah demokrasi apaan ini, jika akhirnya memecah belah persatuan, apakah kita terlalu dini untuk berbeda, ohhh tidak 63 tahun kita sudah hidup dalam satu negara yang berbeda Agama dan suku bangsa.
Ya sudahlah, mereka ini para capres dan cawapres adalah putra terbaik bangsa yang harus kita ucapkan terimakasih atas jasanya terhadap Indonesia. Apa salahnya mereka sehingga kita menggunjing mereka dengan segala cara, kita caci mereka dengan berbagai argumentasi yang menurut kita benar, tapi kita hanya mampu duduk tanpa membuat terbaik kepada bangsa, salahkan mereka yang hanya berusaha mengabdi kepada Negara, salahkan mereka yang hanya ingin memperbaiki keadaan bangsa, salahkan mereka yang hanya ingin memberikan karya terbaik kepada negara. Ingat buruk untuk kita belum tentu buruk bagi orang lain. jadi serahkan saja kepada semua rakyat Indonesia yang berjumlah 250juta jiwa untuk menentukan yang terbaik bagi bangsa Indonesia, untuk apa kita sendiri menghakiminya sedangkan orang lain memujinya.
Tidak kah kita berpikir terlalu egois, karena kita hanya disibukkan untuk mencaci maki, sedangkan mereka Putra terbaik bangsa setiap hari berusaha untuk mengabdi kepada negara. Biarkan rakyat indonesia memilihnya, jangan ada lagi Black Campaign, isu sara, jelekin sini sana. Apakah mereka membutuhkan seorang pemimpin yang orator ulung atau pekerja hebat.
Namun secara pribadi bagi saya yang hanya memiliki satu hak suara, pada tanggal 09 Juli mendatang, akan memilih pekerja hebat, yaitu Jokowi-Jusuf Kalla. Dengan pertimbangan sederhana yaitu, Indonesia bertahun tahun sudah memiliki pemimpin yang orator hebat tapi belum mampu menyentuh persoalan rakyat, belum mampu mendekati rakyat, belum mampu bekerja hebat. Akan tetapi Indonesia baru tahun ini ada pasangan Capres dan Cawapres pekerja hebat, yang mengerti persoalan dasar rakyat dan mampu bekerja hebat. Saya yakin dengan kepemimpinan mereka Indonesia akan Hebat.
Jangan ada lagi yang mengkritik, apalagi mencaci maki, biarkan saya dan seluruh rakyat Indonesia memilih apa yang diyakininya kriteria apa yang paling dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
Indonesia Raya Atau Indonesia Hebat : Saya Pilih
Reviewed by Anonim
on
Juni 05, 2014
Rating: