Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus
HIV (Human lmmunodeficiency Virus) yang mudah menular dan mematikan. Virus
tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya
daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit
infeksi, kanker dan lain-lain. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin
pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi
dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 6-10
tahun. Selama kurun waktu tersebut, walaupun masih tampak sehat, baik secara
sadar maupun tidak, yang bersangkutan dapat menularkan virus HIV kepada orang
lain. Virus HIV ditularkan kepada orang sehat terutama melalui hubungan
seksual; disamping itu juga bisa melalui darah/produk darah (misalnya
transfusi, suntikan, tindakan medis, dan lain-lain) dan dari ibu yang
terinfeksi kepada janin/bayinya.
Menurut Ditjen PP & PL
Kemenkes RI dalam laporanyan per September 2014, di Indonesia secara keseluruhan,
kasus HIV memasuki angka 150,799 orang sedangkan kasus AIDS mencapai 55,799
orang. Provinsi Aceh kasus HIV terdapat 162 orang sedangkan kasus AIDS 193
orang. Jumlah kasus melonjak tajam dibandingkan tahun 2004, kasus HIV/AIDS
telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, apalagi virus tersebut dapat
menular dan kemudian pihak medis belum menemukan pengobatan yang dapat disembukan
secara total.
Provinsi Aceh kususnya
tahun 2004 hanya menemukan 1 kasus untuk AIDS, kemudian bertambah secara
bertahap sampai pada tahun 2014 ini, kasus HIV/AIDS di Aceh telah mencapai 355
orang dengan prevalensi 4,29 per 100.000 populasi penduduk. Provinsi Aceh
memang masih berada pada rangking 33 dari 34 Provinsi, kemudian disusul
Sulawesi Barat berada pada rangking 34 dengan Prevalensi 0,52 sedangkan
Provinsi Papua berada pada urutan pertama dengan prevalensi 359,43.
Penyakit yang tidak bisa
dilihat secara kasat mata tersebut telah meresahkan masyarakat, apalagi secara statistic
kasus penderita HIV/AIDS meningkat secara tajam tidak terkecuali Provinsi Aceh.
Kasus AIDS pertama kali ditemukan pada 1959,
yaitu dengan ditemukannya seorang pria muda yang meninggal di Negara Kongo
karena penyakit yang belum bisa di identifikasi saat itu. Beberapa tahun
kemudian, analisis medis terhadap sampel darah menyimpulkan bahwa contoh darah
orang Kongo tersebut dipastikan sebagai kasus pertama korban AIDS di dunia.
Pada
1981, para dokter di Los Angeles, California, dan New York melaporkan adanya
sejenis kanker yang jarang terjadi, yaitu Sarkoma Kaposi yang menjangkiti para
pasien pria homoseks (gay). Kemudian, The Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) di Amerika Serikat menyebarluaskan penemuan ini dan segera
menyebut penyakit ini dengan istilah GRID (gay related immune deficiency),
yaitu sindrom menurunnya kekebalan tubuh seseorang yang terjadi akibat perilaku
homoseksual di antara para gay. Sejak saat itu diskriminasi dan stigma terhadap
kalangan homoseksual menjadi lebih besar. Jika sebelumnya masyarakat telah
menganggap kotor perilaku homoseksual, kini mereka lebih mengucilkan para
pelakunya karena mereka yakin bahwa kalangan homoseksual itu bisa menularkan
virus yang mematikan.
Dalam era
globalisasi ini, virus HIV/AIDS telah menyebar secara cepat dan mengancam
seluruh Negara, hampir semua Negara khwatir terhadap kondisi penyebaran virus
ini. Provinsi Aceh juga tidak lepas dari rasa kekhawatiran terhadap persoalan
ini, pada tahun 2014 tidak ada satupun Kabupaten Kota di Aceh yang bebas dari
penderita virus HIV/AIDS.
Stigma masyarakat
Aceh terhadap penderita HIV/AIDS sangat negative, karena masyarakat masih
menganggap penyakit ini adalah sebagai kutukan, padahal jika dilihat dari
sistem penyebarannya tentu tidak bisa dikatakan sebagai penyakit kutukan, sebab
banyak penderita HIV/AIDS merupakan korban tidak berdosa. Penyebaran virus ini
dapat terjadi melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian atau bekas
pakai, melalui hubungan seksual dan dari ibu penderita HIV/AIDS yang melahirkan
secara normal.
Dilihat dari grafik
penyebaran virus HIV/AIDS ini yang setiap tahunnya meningkat tajam maka virus
ini akan menjadi ancaman serius untuk generasi kedepan. Upaya upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah dan para Aktivis peduli HIV/AIDS tidak akan berdampak
maksimal tanpa adanya kepedulian masyarakat terhadap pintu masuk penyebaran
virus ini, maka sangat diperlukan adanya partisipatif masyarakat terhadap
pencegahan masuknya virus HIV/AIDS. Orang tua dan perangkat desa sangat
dibutuhkan dalam menghambat lajunya pertumbuhan penyebaran virus ini.
STOP HIV AIDS….!!!!
Jauhi Penyakitnya, Tapi Jangan Jauhi Orangnya..
HIV AIDS Mengancam Aceh
Reviewed by Yudi Official
on
November 30, 2014
Rating: