Cinta adalah diawali dari
ketertarikan yang kemudian punya komitmen bersama untuk menjalani dalam sebuah
ikatan hubungan dan saling menghargai, menerima, terbuka dan memberi atas dasar
kepercayaan dan keyakinan yang di jalani. Sedangkan politisi adalah seseorang
yang terlibat dalam politik, bahkan ahli dalam dalam bidangnya serta ikut dan
berperan dalam pemerintahan. Cinta dan Politisi memang merupakan dua kategori
yang berbeda, tapi mereka terdapat kesamaan yang sering dipersoalkan, yaitu
janji cinta dan janji politik. Sehingga kesetiaan cinta dan politik
dipertaruhkan dalam setiap episode kehidupan mereka. Jika kesetiaan tersebut
tidak menjadi pedoman dasar mereka dalam setiap langkah yang ditempuh
dikemudian hari, maka akan diakhiri dengan kekecewaan, baik itu dalam cinta
maupun dalam politik yang dijanjinkan oleh politisi.
Sering kali dalam
perjalanan waktu, janji hanyalah menjadi kata pemanis belaka, maka kesetiaan
dipertaruhkan dalam episode kehidupannya. Dalam cinta, ikatan hubungan yang
awalnya dibumbui dengan kata kata manis dan janji janji kesetiaan, maka disaat
berakhir pula akan terjadi goncangan kekecewaan bagi yang merasa dikecewakan,
penyebab utama berakhirnya sebuah hubungan adalah karena tidak adanya kesetiaan
dan berpegang teguh pada janji yang pernah diungkapkan kepada pasangannya,
sehingga pasangannya yang dikecewakan pun merasa bahwa itu hanyalah bualan dan
kebohongan semata.
Begitu pula dengan
politisi, mereka kerap berjanji dan menyampaikan janji politiknya kepada
masyarakat ketika mereka sedang membutuhkan masyarakat sebagai konstituen,
bahkan janji kerap kali disampaikan pada saat masyarakat tidak mempertanyakan
apa janjinya jika mereka terpilih dan duduk sebagai wakil rakyat diparlemen.
Akibat dari banyaknya
janji yang mereka sampaikan kepada masyarakat, politisi pun lupa, apa janjinya
pada masyarakat dan mereka juga tergiur dengan kehidupan mewahnya ketika sudah
berada diparlemen, dengan begitu janji politiknya pun hanya akan menjadi
pemanis belaka dan sebagai upaya politisi untuk mencapai kekuasaan parlemen
(wakil rakyat).
Dalam cinta dan politik
memang dikenal dengan sejuta janji, mereka kerap berjanji, bahkan penampilan
mereka pun meyakinkan ketika mengungkapkan janji janjinya, sehingga yang
mendengar pun merasa yakin dan optimis bahwa janji tersebut akan terealisasi,
meski akhirnya kemudian akan datang sebuah penyesalan setelah menyadari bahwa
janji cinta dan politik yang pernah disampaikan hanyalah sebuah lelucon dan
kebohongan semata, bahkan yang menyedihkan ia pun tidak mengetahui apa
janjinya.
Cinta dan politik yang
dibutuhkan adalah kesetiaan, perlu adanya kehati hatian dalam mencermati dan
mengkaji setiap perkataan orang, kita tidak boleh mudah terbuai dengan
perkataan orang lain, meskipun ia adalah orang yang paling kita percaya pada
saat itu, karena pepatah mengatakan “jangan kita memusuhi orang berlebihan,
karena suatu saat ia bisa jadi sahabatmu dan jangan percayakan sahabatmu
berlebihan karena suatu saat ia bisa jadi musuhmu”. Begitulah hidup, tidak ada
musuh sejati dan tidak ada sahabat sejati, begitu juga dengan kepercayaan,
tidak ada yang bisa kita pegang dan kita yakini tidak berubah kecuali
kepercayaan kita terhadap kebenaran Al Quran.
Dengan begitu tidak ada
yang perlu direspon secara berlebihan, jalani saja hidup ini dengan penuh
kehati hatian, jadikan pengalaman sebagai pembelajaran, bahwa beginilah
kehidupan. dan "masalalu sudah berakhir, disana tidak ada control untuk
mengatasinya dan kau akan memperbaiki masa depan. Jika kau berbuat baik pada
masa sekarang maka dapatlah kebaikan nantinya".
Cinta, Politik Dan Janji
Reviewed by Yudi Official
on
November 07, 2014
Rating: