Tidak akan ada yang menyangka jika
faktanya kelompok Gay dan Lesbian menjamur di Negeri Syariah ini, Kota Banda
Aceh sebagai pusat ibu kota Provinsi Aceh hidup ratusan kaum Gay dan Lesbian.
Penampilan mereka yang tidak mencolok dengan masyarakat normal lainnya, membuat
kelompok mereka sulit untuk terdeteksi oleh masyarakat. Kita tidak akan
mengetahui keberadaan mereka, jika kita tidak memperhatikan setiap gerak gerik mereka dengan seksama, mereka hadir
ketengah tengah masyarakat seperti orang orang normal lainnya pada siang hari,
tapi mereka akan selalu hadir dan menebar pesona kemesraan mereka ketika waktu
menjelang pukul 12.00 dini hari di tempat tempat keramaian seperti cafe, tempat
tongkrongan dan lainnya.
Gay atau
"homo" adalah istilah untuk laki laki yang memiliki kecenderungan seksual kepada sesama pria
juga bisa disebut pria yang mencintai pria baik secara fisik,
seksual, emosional atau pun secara spiritual. Sedangkan Lesbian adalah
istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama
perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan baik secara
fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Jumlah mereka di Kota Banda Aceh
memang tidak ada data yang pasti, tapi menurut sumber yang saya dapat, mereka
tersebar di beberapa tempat dengan jumlah keseluruhan mencapai ratusan
pasangan, tempat tempat tongkrongan mereka mulai dari hotel, cafe cafe dan juga
taman taman yang ada dikota Banda Aceh.
Awalnya saya juga tidak percaya bahwa Gay dan Lesbian punya tempat di Aceh,
tapi ketika pembicaraan masalah Gay dan Lesbian telah menjadi rahasia umum di
Kota Banda Aceh, saya berinisiatif untuk membuktikannya dengan mencoba
nongkrong didaerah yang disinyalir tempat mereka nongkrong ketika waktu sudah
menunjukkan pukul 12.00 dini hari. Suatu malam ketika itu saya berada di salah
satu cafe yang ada di Kota Banda Aceh, waktu menunjukan pukul 12.45 dini hari,
tiba tiba datang segerombolan para lelaki duduk secara berpasangan dan tidak
jauh dengan tempat saya duduk. Melihat mereka bagaimana memperlihatkan pesona
kemesraannya di hadapan publik memunculkan ribuan pertanyaan di benak saya,
“ternyata selama ini saya tertidur melihat fenomena kehidupan sosial di negeri
syariah”.
Akibat dari bertambahnya pasangan Gay dan Lesbian di Kota Banda Aceh,
menambah catatan negatif masyarakat terhadap keberlansungan syariat islam di
Aceh, akibatnya syariat islam menjadi serba salah penerapannya, jika kemudian
pemerintah mengusir atau menindak tegas pasangan Gay dan Lesbian ini, maka
pemerintah kota Banda Aceh harus bersiap siap mendapat serangan kritikan dari
berbagai kalangan di luar Aceh, apalagi dunia barat, pasti akan mengecam habis
habisan Kota Banda Aceh dengan tuduhan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Jika kemudian pemerintah kota Banda Aceh tidak melakukan tindakan tegas
terhadap keberadaan kaum Gay dan Lesbian ini, maka masyarakat Aceh dan
masyarakat luar Aceh juga menilai Kota Banda Aceh yang menjadi ikon pelaksanaan
Syariat Islam di Aceh dipandang tidak serius dan hanya sebatas lebel Syariah.
Mayoritas dari kaum Gay dan Lesbian ini adalah bukan masyarakat pribumi,
tapi melainkan pendatang yang mencoba hidup dan berkembang di Kota Banda Aceh,
mereka para Gay dan Lesbian ini biasanya terorganisir dan tergabung dalam
sebuah komunitas, mereka ini tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota
Banda Aceh dan mereka muncul di pusat pusat keramaian yang ada di Kota Banda
Aceh.
Fenomena Gay dan Lesbian di Negeri Syariah
Reviewed by Anonim
on
Maret 15, 2014
Rating: