INI adalah cerita pahlawan
Aceh yang namanya tidak seharum Teuku Umar, Panglima Polem, Cut Nyak Meutia,
atau Cut Nyak Dhien. Namun perjuangannya di pesisir Aceh, tepatnya di Banda
Aceh, cukup merepotkan Belanda. Namanya Teuku Hasan. Dia merupakan putra Teuku
Paya, pejuang Aceh lainnya yang mengambil bagian memimpin pasukan di Pidie.
Teuku Hasan yang mendapat
restu ayahnya mengambil bagian di Banda Aceh. Dia dipercaya mampu melakukan
sabotase terhadap tangsi atau bivak Belanda di Ulee Lheue.
Kisah kepahlawan Teuku Hasan
dicatat secara ringkas oleh sastrawan Aceh, Do Karim alias Abdul Karim.
Perjuangan Teuku Hasan ini kemudian disalin ulang oleh H. Mohammad Said dalam
bukunya Aceh Sepanjang Abad Jilid II.
Teuku Hasan membuat
pertahanan di Lambada. Dia memimpin pasukan Aceh untuk berhadapan dengan van
der Heijden yang telah menguasai Darud Dunia.
Munculnya Teuku Asan di
Banda Aceh, saat itu diubah namanya menjadi Kutaraja oleh Belanda, membuat
pengkhianat kerajaan turut membantu pejuang. Mereka tidak berani menentang
Teuku Hasan yang dikenal tegas jika mengetahui ada yang berkhianat kepada
Kerajaan Aceh. Teuku Hasan pernah memberikan pelajaran yang cukup berharga
yaitu membunuh ulee balang Peunteuet karena tidak membantu perjuangannya.
Kejadian tersebut membuat seluruh ulee balang menjadi ketakutan.
Meskipun begitu, ketegasan
Teuku Hasan tidak memengaruhi Teuku Nya’ Muhammad. Dia masih saja bekerjasama
dengan Belanda dan mempersenjatai warga untuk melawan Teuku Hasan. Teuku Nya’
Muhammad merupakan penguasa Ulee Lheue yang menjadi lokasi strategis untuk
pertahanan pasukan Aceh.
Kharisma Teuku Hasan lebih
menyentuh hati warga Tionghoa yang ada di Kutaraja. Meski kerap berhati-hati
dan mencoba untuk terlibat langsung, warga Tionghoa tetap membantu perjuangan
Teuku Hasan merebut kembali Banda Aceh. Salah satunya adalah Letnan Tionghoa
yang memiliki kedudukan besar di sistem pemerintahan Belanda di Aceh.
Letnan Tionghoa (namanya
tidak disebutkan secara jelas) mengumpulkan uang sumbangan dari warganya untuk
membantu perjuangan Teuku Hasan secara diam-diam. Dia juga menyediakan
perbekalan secara rahasia dan turut menyembunyikan Teuku Hasan beserta
pasukannya di Kutaraja.
Berkat bantuan Letnan
Tionghoa ini, Teuku Hasan berhasil menyusup ke Kutaraja dengan menyamar sebagai
tukang kayu. Untuk mendapat kesempatan berkeliling ke setiap sudut kota, Teuku
Hasan sering kali menaikkan harga kayu yang dijualnya. Dengan demikian, dirinya
bisa berlama-lama di pusat kota.
Teuku Hasan tidak bekerja
sendiri di Banda Aceh. Di bawah komandonya ada beberapa panglima seperti Nya’
Bintang, Teuku Husen dari Paga Raja, Teuku Ali, dan Teuku Husen dari Lueng
Bata—saudara Imam Lueng Bata.
Serangan yang dilakukan
tiba-tiba oleh Teuku Hasan cukup mengkhawatirkan konvoi Belanda yang menuju ke
pos-pos tepi pantai Ulee Lheue. Akibat mendapat serangan rutin tersebut,
Belanda terpaksa menerapkan strategi offensive saat hendak melakukan konvoi
dari bentengnya.
Teuku Hasan berhasil
menyadarkan pengikut Teuku Nya’ Muhammad yang telah memihak Belanda. Berkat
nasehatnya, banyak pengikut ulee balang Ulee Lheue ini berpihak pada kaum
Sabil. Namun sayangnya tidak dengan Teuku Nya’ Muhammad.
Suatu hari (tidak disebutkan
tanggal pasti), Teuku Hasan berjalan di Ulee Lheue tanpa menaruh curiga. Dia
menyangka wilayah ini telah aman akibat banyaknya pengiku Teuku Nya’ Muhammad
yang telah insyaf. Apalagi saat itu, Belanda sudah tidak berani dengan leluasa
keluar dari bentengnya di Kutaraja.
Apa yang dipikirkan Teuku
Hasan ternyata keliru. Daerah yang dianggap telah aman ternyata
membinasakannya. Dia ditembak dari jarak jauh dengan tiba-tiba. Akibatnya dia
menderita luka berat dan syahid saat digotong oleh pengikutnya.
Perjuangan Teuku Hasan di
Ulee Lheue tidak begitu jelas ditulis oleh sejarawan Aceh. Bahkan, H. Mohammad
Said juga tidak melengkapi dimana jasad salah satu pahlawan Aceh ini dikuburkan
setelah tertembak di Ulee Lheue tersebut. || boynashruddinagus.blogspot.com
Ulee Lheue Saksi Bisu Perjuangan Teuku Hasan
Reviewed by Yudi Official
on
Mei 02, 2015
Rating:
Tidak ada komentar: