Banda Aceh jika sudah malam
minggu, wara wiri kendaraan dijalan disesaki oleh para remaja kasmaran. Maklum
saja, sebagai kota pelajar yang dipenuhi remaja, tentu berbonceng mesra sudah
menjadi pemandangan biasa dimalam minggu. Jalan jalan macet tak karuan, seperti
simpang Surabaya, Ulee Lheu, Cafe-cafe dan banyak tempat lainnya dipenuhi oleh
pasangan remaja yang sedang memadu kasmaran.
Bagi para cewek jomblo,
kamar tentu menjadi tempat paling indah dan nyaman dimalam minggu, maklum jika
memaksakan keluar malam minggu, tentu harus mencari teman yang jomblo pula dan
jika terlalu memaksakan keluar dengan teman sejenis maka bakal dikira LGBT
pula. Wajar saja, LGBT ini lagi trend atau istilah lainnya "naik
daun".
Bagi para cowok jomblo bisa
sedikit lebih bahagia dibanding cewek, karena masih banyak warung kopi yang
menjadi tempat pengalihan ketika malam minggu tiba, cowok yang jomblo ini tentu
tak ingin menghabiskan malam minggunya dikamar, takut disangka "anak mami",
maka alternatifnya adalah warung kopi yang menjadi tempat andalan untuk
menghabiskan malam minggunya bersama teman teman cowok jomblo lainnya.
Meski Banda Aceh ini sedang
dipersiapkan untuk menuju sebagai kota madani oleh Bunda "sapaan akrab
warga kota untuk Walikota yang cantik itu". Tapi tetap, malam minggu para
remaja remaja kasmaran tidak bisa dilarang untuk mengekspresikan cintanya
dijalan dan ditempat remang remang, ya sama dengan kota kota lainnya diluar
Aceh. Jika pun kemudian Bunda memaksakan itu dengan menurunkan WH nya
(Wilayatul Hisbah) paling para remaja lari kocar kacir saja, malam minggu depan
tetap jalan lagi dan beraksi lagi, begitulah budaya remaja yang sudah
terbangun, sejak era modern ini berkembang pesat di kota madani, kencan dimalam
minggu sudah menjadi pemandangan biasa dan dianggap kurang gaul jika malam
minggu tidak kencan, jika sang Bunda punya niat untuk menetapkan peraturan
Walikota tentang larangan jalan sama pacar malam minggu, tentu sang Bunda bakal
kewalahan menghadapinya.
Ini Banda Aceh bung, kota
yang para remajanya suntuk tak tau mau kemana, kota yang warganya mau tidak mau
menghabiskan waktu santainya diwarung kopi, karena cuma itu yang ada. Lagi pula
ini kota madani, tak boleh ada bioskop karena melanggar syariat islam, tak
boleh ada hiburan musik karena mengganggu penerapan syariat islam, tak boleh
ada apa apa, karena menganggu kenyamanan warga kota. Warga kota mau tidak mau
harus nyaman menghabiskan waktu santai malamnya di warung kopi. Ya sekalian
membangkitkan perekonomian pengusaha warung kopi seh.
Tapi boleh pacaran asalkan
diam diam, boleh ngapain aja, tapi dimobil yang sampai kedapatan sedang goyang
goyang, boleh cari hiburan tapi paling dekat kemedan, jadi wajar saja malam
minggu mobil para hartawan wara wiri di kota medan. Yang penting di Banda Aceh
jangan bung, tapi ditempat orang boleh. Istilahnya itu "buatlah sampah
dikebun orang, jangan kotori kebun sendiri".
Begitulah kota madani bung,
kota yang warganya punya hasrat tinggi tapi harus mengekspresinya di kota
tetangga. Kota yang warganya haus hiburan tapi harus mencarinya ketetangga.
Ah,,, ini Banda Aceh bung, kota madani, kota yang harus menjaga diri
Sumber foto : menatapaceh.com
Kota Madani dan Malam Minggu
Reviewed by Yudi Official
on
April 10, 2016
Rating:
Tidak ada komentar: