Mengakhiri konflik Aceh dengan
pemerintah pusat akhirnya terjadi pada tahun 2005 dengan kesepakatan perjanjian
MOU Helsiky. Adanya perjanjian MOU Helsinky ternyata telah membuka lembaran
konflik baru di Aceh, konflik tersebut bukan lagi dengan pemerintah pusat,
namun konflik yang terjadi di Aceh saat ini adalah konflik antar etnis di Aceh.
Konflik antar etnis di Aceh dapat
membuka mata pemerintah pusat, “mudahnya menghancurkan Aceh”. Mengapa tidak
disaat-saat Aceh yang telah damai dengan pemerintah pusat. ternyata membuka
lembaran konflik baru antar sesama etnis, konflik antar etnis yang terjadi Aceh
tentunya menguntungkan kedaulatan pemerintah pusat.
Ketika konflik etnis semakin
terbuka di Aceh, tidak akan ada harapan lagi bagi Aceh untuk
mengimplementasikan sepenuhnya hasil perjanjian MOU Helsinky, secara politik
Aceh semakin lemah di mata pemerintah pusat, akhirnya penjajahan Aceh kembali
terjadi.
Melihat gencarnya konflik antar
etnis di Aceh setelah damai sebenarnya patut dikaji lebih jauh terhadap asal
muasal konflik tersebut. Pemerintah Aceh perlu mewaspadai gerakan luar dalam
melakukan provokasi untuk menimbulkan konflik antar etnis, apakah konflik
tersebut diciptakan secara sistematis atau memang hanya gerakan sepenuhnya dari
keinginan etnis asli tersebut, jika tidak, secara perlahan-lahan aceh akan
kehilangan indetitasnya dan di isi oleh para imigran non aceh.
Sepanjang sejarah, Aceh yang
dikenal dengan daerah solid dalam menentang pemerintah pusat akhirnya berbanding
terbalik, penentangan tersebut saat ini malah terjadi antar sesama masyarakat
Aceh itu sendiri.
Mencurigai adanya gerakan-gerakan
tertentu dalam melakukan manufer untuk terjadinya konflik antar etnis di Aceh
pastinya tidak berlebihan, melihat sepanjang Indonesia merdeka, Aceh belum
pernah kita dengar terjadinya konflik antar etnis, tapi mengapa konflik
tersebut malah terjadi setelah adanya perjanjian damai antara Aceh dengan
pemerintah pusat.
Adanya pemekaran terhadap
provinsi Aceh dilihat dari sisi pembangunan pasti akan adanya peningkatan,
melihat pengelolaan batas wilayah provinsi yang semakin kecil oleh pemerintah.
Tapi kekuatan politik Aceh dalam mengimplementasikan hasil perjanjian MOU
Helsinky pastinya akan semakin melemah, apalagi perbedaan tujuan dengan
provinsi yang terjadi pemekaran.
Mudahnya Menghancurkan Aceh
Reviewed by Sie Yudie
on
Maret 29, 2013
Rating: