Sebuah fakta
yang terlihat sederhana namun mempunyai makna yang dalam atas apa yang menjadi
pusat perhatian masyarakat Aceh, sebuah tulisan yang saya kutip dari sebuah
situs di internet dengan judul tulisan yang sangat menarik dan menjadi pusat
perhatian rakyat Aceh, “ANDAI ACEH MERDEKA”.
Tulisan ini adalah
tanggapan Sekjen MB GAM Eropa atas tulisan Prof
Hermawan Sulistyo yang di posting pada tanggal 25 Desember tahun 1999 ,
tulisan tersebut isinya merupakan klarifikasi atas pernyataan Hermawan Sulistyo.
Banyaknya pengunjung untuk membaca apa yang
sebenarnya tersirat dalam tulisan Andai Aceh Merdeka membuktikan bahwa rakyat
Aceh masih merasa sangat antusias terhadap kata-kata merdeka.
Tulisan yang saya posting bersamaan pada saat
gejolak politik antara Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Pusat mengenai controversial
terhadap pengesahan Qanun Bendera dan Lambang Aceh. kontroversial nya
pengesahan Qanun dan Lambang Aceh telah membuka kisah lama yang kembali menjadi
pembicaraan rakyat Aceh. kata-kata yang sering terdengar baik dimedia social maupun
warung kopi yang menjadi tempat berkumpulnya rakyat Aceh “apakah pemerintah
pusat akan kembali menghianati Aceh”.
Melonjaknya grafik pengunjung pada tulisan “Andai
Aceh Merdeka” yang berjumlah 111 orang pada tanggal 03 Appril 2013 pukul 03.23 disusul
dengan “Mudahnya Menghancurkan Aceh” yang berjumlah 47 orang, secara kajian
sederhana membuktikan bahwa fanatisme masyarakat Aceh dalam mendengar kata kata
merdeka tidak dapat diragukan oleh pemerintah
pusat.
Maka dari itu ada baiknya pemerintah pusat untuk
tidak lagi bermain api jika tidak mau terbakar dengan api, karena sesungguhnya
masyarakat Aceh sudah merasa bahagia dengan adanya perjanjian MoU Helsinky pada
tahun 2005, rakyat Aceh hanya menuntut apa yang telah menjadi hak nya dan apa
yang telah disepakati oleh pemerintah Pusat dengan Gerakan Aceh Merdeka di
Helsinky dengan disaksikan oleh dunia.
Rakyat Aceh hanya meminta apa yang telah menjadi
haknya, dan rakyat Aceh hanya menjaga harkat dan martabat untuk tidak lagi
kembali dirampas oleh pemerintah pusat. Karena jika itu terjadi maka dapat
dipastikan jalan damai benar-benar tertutup untuk selamanya, jika MoU Helsinky
tidak lagi menjadi pedoman bagi kedua belah pihak antara Pemerintah Aceh dengan
Pemerintah Pusat, maka hanya akan ada dua pilihan setelah ini “Aceh Merdeka
Atau Aceh Hilang”
Baca "Andai Aceh Merdeka"
Andai Aceh Merdeka "Trending Topics"
Reviewed by Sie Yudie
on
April 03, 2013
Rating:
Tidak ada komentar: