PERMASALAHAN industri di Indonesia telah menjadi buah bibir
masyarakat sejak runtuhnya rezim orde lama. Kehadiran indutri kapitalisme
merambah ke setiap provinsi yang ada di Indonesia. Keberanian Soekarno dalam
melakukan nasionalisasi industri tidak didikuti oleh pemimpin selanjutnya. Orde
baru telah membuka jalan dalam kehadiran indutri kapitalisme secara
besar-besaran dan diikuti sampai pada era reformasi.
Kehadiran
industri asing telah terbukanya konflik sosial di sekitar perusahaan. Konflik
sosial terjadi di tengah-tengah masyarakat sampai saat ini. Kehadiran Freeport
di Papua misalnya, menyebabkan konflik masyarakat dengan perusahaan yang
akhirnya menjadi korban merupakan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut.
Ketidak beranian pemerintah dalam mengambil keputusan membuat konflik tersebut
berkelanjutan.
Pemerintah
diibaratkan pisau yang mempunyai dua sisi ketajaman, dalam pengambilan
keputusan selalu adanya yang terluka di antara satu pihak, yaitu masyarakat
atau perusahaan. Permasalahan industri asing bukan saja terjadi di papua
melainkan juga terjadi di Sulawesi, Kalimantan, Aceh dan provinsi lainnya. Yang
akhirnya masyarakat di sekitar perusahaan yang banyak dirugikan.
Tuntutan
nasionalisasi industri terus disuarakan oleh sebagian kelompok rakyat
Indonesia. Mereka meyakini bahwa pemerintah telah melanggar Undang Undang Dasar
1945 yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam Indonesia.
Sampai
saat ini tuntutan nasionalisasi industri belum ditanggapi secara serius oleh
rezim yang berkuasa. Hingga saat ini industri asing terus mencakar kekuasaannya
di tanah Indonesia dan konflik sosial pun masih terus terjadi, mimpi rakyat
terhadap nasionalisasi industri masih butuh perjuangan panjang.
Wafatnya
Hugo Chavez Presiden Venezuela seakan akan mengingatkan kita kembali pada apa
yang pernah dilakukannya, keberaniannya dalam melakukan nasionalisasi industri
di Venezuela telah membawa Hugo Chavez sebagai presiden yang dicintai oleh
rakyatnya. Sehingga kematiannya ditangisi oleh jutaan rakyat venezuela.
Nasionalisasi industri yang dilakukan oleh Hugo Chavez juga pernah dilakukan di
Indonesia pada rezim Soekarno.
Banyaknya
media Indonesia yang memberitakan kematiannya membuat para pemuda Indonesia
melakukan diskusi-diskusi atas keberhasilannya dalam memimpin Venezuela.
Sosoknya pun dimimpi-mimpikan lahir di Indonesia untuk memimpin Indonesia
keluar dari kekuasaan asing.
Sebagian
kelompok rakyat Indonesia memilih diam dalam hal nasionalisasi industri asing.
Mereka berpikir meski menjadi babu di tanahnya sendiri yang penting dapat
menghidupi keluarga, karena bagaimanapun perjuangan untuk terciptanya cita-cita
bangsa terlihat sulit untuk dicapai melihat pemimpin yang lupa akan
janji-janjinya.
Sebagiannya
lagi memilih melupakan nasionalisme bangsa, sehingga nilai-nilai yang
diperjuangkan adalah nilai yang bagaimana cara untuk dapat memperkaya dirinya
mesti harus mengkhianati cita-cita bangsanya. Mereka lebih memilih menjadi
sahabat kapitalisme dari pada terus memperjuangkan tujuan dari kemerdekaan
bangsa.
Kelompok
yang terus memperjuangkan nasioanalisasi industri akan terus menyebarkan
virus-virus doktrin. Mereka percaya bahwa suatu saat perjuangan mereka akan
tercapai. Sosok Soekarno dan Hugo Chavez menjadi idola mereka untuk menguatkan
semangat perjuangan.
Belajar
dari Venezuela yang mampu menumbuhkan perekonomian begitu berkembang dan
keberhasilannya dalam melakukan nasionalisasi industri bukan tidak mungkin
dilakukan oleh Indonesia. Melihat potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh
Indonesia melebihi dari potensi yang dimiliki oleh Venezuela.
Hanya
saja Indonesia belum lahir sosok pemimpin yang mempunyai keberanian untuk
melakukan hal tersebut dan ketidak mampuan rakyat Indonesia dalam pengelolaan
sumber daya alam yang ada.
Diterbitkan:
http://atjehpost.com/saleum_read/2013/03/21/44757/77/3/Kematian-Chavez-dan-nasionalisasi-industri-di-Indonesia
Kematian Chavez & Nasionalisasi Industri Di Indonesia
Reviewed by Sie Yudie
on
Maret 25, 2013
Rating:
Tidak ada komentar: