Kota Banda Aceh adalah salah satu kota di Indonesia yang
menyimpan banyak sejarah. Berada paling barat Indonesia, memiliki banyak cerita
unik tersendiri, meski pernah dilanda Tsunami ditahun 2004, kota ini bangkit
dengan cepat, pembangunan pasca Tsunami berkembang dengan sangat cepat, banyak
orang yang terkagum dan terheran-heran melihat perubahan yang dialami oleh Banda
Aceh pasca bencana tersebut. Kota yang memiliki julukan Serambi Mekah
ini punya catatan sejarah yang layak dijadikan sebagai objek wisata. Kota
ini menyimpan beragam situs peninggalan sejarah dari berbagai masa. Mulai
dari masa kesultanan, kolonial Belanda, hingga menjadi bagian dari
Indonesia sebagai satu kedaulatan. Berikut beberapa diantaranya:
Mesjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman adalah simbol utama kota Banda Aceh
yang terletak di sebelah selatan sungai Kreung Aceh. Masjid dengan menara
setinggi 35 meter dengan 7 kubah ini paling ramai dikunjungi masyarakat dan
wisatawan luar. Arsitektur bangunan yang unik membuat desain masjid ini banyak
dicontoh oleh masjid-masjid lain di Indonesia sampai ke Semenanjung Malaysia.
Masjid Baiturrahman dibangun pada pemerintahan Sultan
Iskandar Muda pada periode 1607-1636 yang sangat giat mengembangkan ajaran
agama Islam dalam wilayah kerajaan Aceh. Dalam sejarahnya, masjid ini pernah
digunakan sebagai markas dan tempat pertahanan bagi pasukan perang Aceh melawan
pemerintah kolonial Belanda.
Selain itu, tempat ini juga menjadi saksi bisu terjadinya
gelombang tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 silam. Sebab, masjid ini
menjadi tempat berlindung ribuan pengungsi yang menyelamatkan diri.
Kerkof Peucut
Nisan-nisan dengan beragam ukuran
berdiri yang berdiri rapi ini bukanlah pemakaman untuk korban masal
bencana alam tsunami, namun makam para pejuang Belanda dan Indonesia yang
gugur selama masa penjajahan.
Nama pemakaman ini adalah Kerkoff Peucut yang berarti
halaman gereja atau kuburan. Sementara itu Peutjut merupakan
nama panggilan untuk putra mahkota Sultan Iskandar Muda
yang meninggal setelah dihukum rajam oleh ayahnya karena
melanggar hukum kerajaan.
Catatan sejarah mengungkapkan bahwa
makam Kerkoff ini sudah ada sejak pendudukan Belanda yang mulai menyerang
Aceh dari tahun 1873-1904 setelah penduduk Aceh menolak bergabung dengan
Hindia Belanda (kini Indonesia).
Setiap jenazah serdadu Belanda yang
dikuburkan di sana berasal dari seluruh daerah di Aceh yang terlibat
perang. Para serdadu yang tewas kemudian dievakuasi ke Banda Aceh, dan
dimakamkan di atas lahan kosong milik warga Yahudi yang sempat menetap di
Tanah Rencong. Kini, terdapat lebih dari 2000 pejuang yang dimakamkan dan menjadi objek wisata sejarah yang wajib kamu kunjungi selama di Aceh.
Tanah Rencong. Kini, terdapat lebih dari 2000 pejuang yang dimakamkan dan menjadi objek wisata sejarah yang wajib kamu kunjungi selama di Aceh.
Meseum Negeri Aceh
Museum negeri Aceh adalah obyek wisata yang patut dikunjungi
karena menyimpan kebudayaan “Tanah Rencong” pada masa lalu. Museum ini berbentuk
sebuah rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh) dan memiliki halaman yang hijau yang
luas. Terletak di Jalan Sultan Alaidin Mahmud Syah.
Di dalam museum ini terdapat barang-barang kuno seperti
keramik, persenjataan serta benda-benda budaya lainnya seperti pakaian adat,
perhiasan, kaligrafi, alat rumah tangga dan masih banyak lagi.
Lebih lagi juga terdapat sebuah lonceng besar yang diberi
nama “Lonceng Cakra Donya”, sebuah lonceng hadiah dari Maharaja China untuk
Kerajaan Pasai yang diantar oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1414. Lonceng
ini juga menjadi salah satu bukti kejayaan Kerjaan Aceh pada masa lalu.
Taman Putroe Phang
Taman Putroe Phang (putri
pahang) atau Taman Ghairah ialah taman yang dibangun oleh
Sultan Iskandar Muda untuk permaisurinya. Taman ini sebenarnya permintaan dari
sang permaisuri agar permaisuri tidak kesepian saat sultan melaksanakan
kewajibannya sebagai pemimpin, karena sultan sangat mencintai putri pahang yang
tidak lain ialah sang permaisuri yang barasal dari kerajaan pahang, lalu sultan
pun membangun Taman Putro phang yang sampai saat ini masih berdiri sebagai icon
penting tanah rencong.
Didalam lingkungan istana pun terdapat
sebuah taman yang luas, yang disebut taman ghairah, Ditaman ini pun terdapat
sebuah gerbang berbentuk kubah yang diisebut pinto khop, yaitu gerbang yang
menghubungkan taman putroe phang dengan istana, Pinto Khop ini memiliki sesuatu ciri khas yang
unik yaitu arsitektur pintunya memiliki ornamen bermotif sulur dan bagian
atasnya berbentuk seperti mahkota. Disana pun terdapat gunongan, yaitu tempat
permaisuri mengeringkan rambut setelah selesai berendam.
Meseum Tsunami
Terletak di Jalan Iskandar Muda,
Kota Banda Aceh. Museum ini masih menyimpan banyak kenangan yang tidak pernah
luput dari masyarakat Aceh. Puing-puing kenangan yang tersimpan dalam foto,
rekaman suara, hingga struktur bangunan yang dirancang M. Ridwan Kamil
(sekarang Walikota Bandung) menyibak kesedihan dalam setiap langkah di museum
ini. Memiliki empat lantai yang masing-masing berisi ruangan pameran dan
instalasi.
Pertama pengunjung akan diberikan
suasana dramatis dengan percikan air di lorong gelap. Suasana itu akan terasa
mengerikan mengingat tragedi tsunami di Aceh silam menuju pintu masuk museum.
Di dalam museum akan dihadirkan podium-podium yang menampilkan rangkaian foto
Banda Aceh sesaat setelah tragedi tsunami.
Rangkaian foto pun akan bergerak
otomatis mengganti sejumlah gambar suasana sesaat setelah tsunami. Dari ruangan
itu terdapat jalan sempit menuju sebuah ruangan bercahaya redup dengan atap
berhias kaca patri berlafal “Allah”. Suasana dramatis semakin terasa karena di
sekeliling dindingnya ditempelkan nama ribuan korban akibat tsunami. Khusus
untuk lantai 4 diperuntukkan sebagai tempat evakuasi bencana alam bagi para
warga. Selama berkunjung pengunjung bisa menikmati semua fasilitas secara
gratis.
Makam Sultan Iskandar Muda
Bagi masyarakat Aceh tentunya sudah
kenal dengan Sultan Iskandar Muda? Sultan yang arif dan bijaksana ini merupakan
tokoh yang sangat penting dalam masa kesultanan Aceh dan bahkan beliau
merupakan sultan terbesar dalam sepanjang sejarah kesultanan Aceh yang di
pimpinnya pada tahun 1607 sampai tahun 1636.
Makam Sultan Iskandar Muda sekarang
dapat ditemukan di dalam komplek baperis, kelurahan peuniti, kecamatan
baiturrahman, banda Aceh. Untuk menuju lokasi wisata sejarah makam Sultan Iskandar
Muda ini cukuplah gampang, walau tidak ada angkutan umum atau biasa masyarakat
Aceh menyebutnya labi labi yang melintas ke jalan ini, namun pengunjung bisa
naik labi labi untuk lebih mendekati lokasi ini.
Makam beliau sangat terawat dan
bersih, terdapat pagar pembatas yang mengelilingi makam Sultan Iskandar Muda
ini serta ditambah atap yang memiliki tingkat tiga menambah kesan makam ini
sangat megah. Ukiran ukiran kaligrafi yang terdapat sepanjang sisi makam
menambah kesan islami yang pernah berjaya pada masa kepemimpinannya.
Di luar pagar makam tepatnya
disamping makam terdapat pohon besar yang rindang, membuat suasana sekitar
tetap sejuk walau cuaca sedang panas. Di bawah pohon terdapat pula meriam yang
diletakkan menghadap ke arah depan jalan masuk makam, menambah kesan betapa
hebatnya Sultan Iskandar Muda ini dalam masa kepemimpinannya.
***
Ada begitu banyak wisata-wisata
peninggalan sejarah yang bisa dikunjungi di Banda Aceh yang tidak disebutkan
diatas, seperti; Makam syiah kuala, Blang Padang, Makam Raja Aceh, Makam Kuno
Gampong Pande dan banyak lainnya, karena Banda Aceh pada abad ke 14 adalah
lokasi yang dulunya pernah menjadi wilayah ibu kota kesultanan Aceh Darussalam
dan kemudian bencana tsunami yang mahadasyat ditahun 2004 telah meninggalkan
sejarah itu sendiri, seperti; Kapal Apung, Kapal diatas rumah, kuburan masal,
dll.
Wisata Sejarah di Banda Aceh
Reviewed by Yudi Official
on
Maret 02, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: