Kalangan
muda Banda Aceh sangat mendorong nama Irwan Djohan masuk dalam bursa pencalonan
untuk Walikota di Pilkada kali ini, tapi harapan besar para pendukungnya kandas
usai Partai NasDem tempat ia selama ini bernaung memutuskan mengusung pasangan
Aminullah Usman-Zainal Arifin untuk Pilkada Banda Aceh kali ini. Setelah
media Modusaceh.co memberitakan tentang tidak diusungnya Irwan Djohan dalam
Pilkada, terjadi respon pro kontra baik internal maupun eksternal, isu yang
berkembang juga dua arah, yang pertama tidak siapnya Irwan Djohan maju karena
dengan kemungkinan-kemungkinan resiko, kedua adalah isu dijegal dari internal
partai.
Kedua
isu tersebut pernah hangat dibicarakan publik pasca Irwan Djohan tidak
mendaftar dalam bursa calon Walikota di partainya yang beberapa bulan lalu
pernah menerima pendaftaran terbuka bagi para masyarakat yang ingin mencalonkan
diri sebagai kepala daerah. Namun kabar itu dibantah keras oleh Irwan Djohan
melalui akun facebook resminya tanggal 30 Juni 2016, "Jika ada pengamat
politik manapun yang menduga bahwa Partai NasDem tidak merestuinya maju dalam
Pilkada Walikota, itu dugaan yang salah besar, apalagi jika ada yang menuding
bahwa Partai NasDem menjegal saya, itu sungguh jauh panggang dari api".
Lebih lanjut bahkan Irwan Djohan menyebutkan bahwa Saat ini, semua keputusan
berada ditangannya sendiri. Baca : (Ragu Ragu Irwan Djohan Merebut Kursi Walikota)
Pernyataan
yang akhirnya keluarnya keputusuan akhir tersebut tentu tidak akan memuaskan
para pihak yang memang benar-benar mengharapkan Irwan Djohan ikut dalam bursa
Pilkada ditahun ini, akhirnya dua isu tersebut kembali terhembus dan akan terus
berkembang dinamikanya.
Jika
dilihat dari perspektif isu pertama adalah tentang tidak siapnya Irwan Djohan
maju, lalu apa yang membuat ia tidak siap, padahal mesin Partai NasDem yang ia
andalkan untuk Kota Banda Aceh sangat baik elektabilitasnya di mata publik
warga Banda Aceh, kemudian elektabilitas personal Irwan Djohan yang juga sangat
baik bahkan didorong oleh publik untuk maju sebagai alternatif terhadap
kejenuhan pemimpin saat ini, apalagi ide-ide baru yang ditawarkan oleh lulusan
Arsitek itu direspon sangat baik oleh warga Banda Aceh dan dianggap sebagai
sosok yang mampu menggantikan kemampuan Almarhum Mawardy Nurdin dalam membangun
Banda Aceh, tentang kapasitas yang tak diragukan lagi oleh publik. Ia padahal
memiliki segalanya untuk maju, bahkan pasca pasangan Illiza Saaduddin Djamal -
Farid Nyak Umar mendeklarasikan diri, maka pasangan yang paling ditunggu oleh
warga Banda Aceh untuk mendeklarasikan diri adalah Teuku Irwan Djohan. Baca : (Menariknya Pilkada Banda Aceh, Wakil Jadi Penentu)
Kemudian
jika disinggung dari perspektif dijegal oleh partai yang juga menjadi isu
hangat saat ini, maka dari segi apanya yang membuat Partai NasDem menguntungkan
karena telah menjegal kader potensialnya untuk maju dalam Pilkada, bukankah
semua partai pasti mempersiapkan kader-kadernya untuk mau bertarung dalam
setiap ajang politik. Lalu dari perspektif mana publik menilai Irwan Djohan
dijegal, padahal NasDem juga mempersiapkan karir Irwan Djohan termasuk
memberinya Jabatan Wakil Ketua DPR. Bahkan dalam banyak kesempatan Ketua Partai
NasDem Aceh Zaini Djalil menyatakan sangat mendukung dan mendorong Irwan Djohan
untuk maju, karena memang faktanya Irwan Djohan merupakan salah satu kader
terbaik yang dimiliki oleh Partai NasDem dengan disiapkannya jauh-jauh hari untuk
bertarung dalam Pilkada 2017. Bahkan lagi, baru beberapa hari yang lalu Ketua
NasDem Aceh memastikan bahwa Irwan Djohan akan maju dalam pilkada ini.
Faktanya,
keputusan terakhir yang di ambil oleh Partai NasDem adalah mengusung pasangan
Aminullah Usman - Zainal Arifin yang kemudian Irwan Djohan mengingtruksikan
kader kader NasDem untuk memenangkan pasangan tersebut, artinya jika dilihat
dari fakta-fakta sebelumnya memang terjadi gejolak politik dalam waktu yang
relatif singkat atas keputusan itu.
Namun
saya berpendapat, tidak majunya Irwan Djohan dalam pilkada kali ini adalah buah
dari pertimbangan politiknya bersama Aminullah Usman yaitu "Melawan
Illiza". Selama ini publik paham betul bahwa calon terkuat yang mampu
merebut kursi Walikota adalah Illiza Saaduddin Djamal, Aminullah Usman dan
Teuku Irwan Djohan, tapi dalam berbagai survei nama sang incumbent Illiza
Saaduddin Djamal masih mengisi posisi teratas. Jika Aminullah dan Irwan Djohan
sama sama maju maka Illiza dapat dengan mudah memenangkan pertarungan tersebut,
bahkan saya meyakini Illiza sangat menginginkan Irwan Djohan untuk maju,
apalagi calon wakilnya Illiza yang memiliki elektabilitas juga tinggi, tentu
menambah kepercayaan diri Illiza untuk memenangkan pertarungan tersebut. Baca : (Bunda Illiza dan Irwan Djohan)
Jika
Irwan Djohan ingin memenangkan pertarungan tersebut, ia harus berpasangan atau
memilih Wakilnya dengan Aminullah Usman atau Darwati A Gani, karena sosok kedua
tersebutlah yang kini mampu menyaingi elektabilitas Illiza dan Wakilnya. Namun
seperti Darwati A Gani sudah menyatakan ketidaksediaannya karena Irwandi Yusuf
sang suaminya maju dalam Pilkada Gubernur Aceh, sedangkan Aminullah Usman sudah
menyatakan komitmentnya dengan PAN dan Zainal Arifin, komitment tersebut bahkan
sudah dinyatakan sejak Aminullah belum memiliki partai pengusung, bahkan juga
sudah lebih siap bekerja dibanding Irwan Djohan yang belum mempersiapkan apa
apa jelang pilkada yang hanya beberapa bulan lagi.
Dari
pertimbangan-pertimbangan tersebutlah yang akhirnya membuat Irwan Djohan
mengalah dan mendukung komitment Aminullah Usman untuk tetap berpasangan dengan
Zainal Arifin. Irwan Djohan meyakini ketidak ikut sertaan dirinya dan berada
dipihak Aminullah membuat pertarungan ini jadi seimbang dibanding dirinya dan
Aminullah maju secara terpisah.
Tapi
publik boleh saja berasumsi, tentu para pihak yang sangat mengharapkan Irwan
Djohan maju boleh saja kecewa atas keputusan akhir tersebut, termasuk saya yang
mengharapkan adanya calon alternatif yang mampu memberikan warna baru untuk
Kota Banda Aceh, namun yang mengetahui kepastiannya tentu hanya pejabat teras
Partai NasDem dan Irwan Djohan, tapi jika dilihat dari dinamika yang berkembang
saat ini, bila Irwan Djohan dan NasDem tidak mengelola isu ini dengan baik maka
akan menjadi kerugian bagi Partai NasDem, yang berdampak terhadap kepercayaan
publik terhadap partai ini. Baca : (Irwan Djohan dan Kegelisahan Pendukungnya)
Irwan Djohan Tidak Maju, Siapa Bermain ?
Reviewed by Yudi Official
on
Agustus 24, 2016
Rating: