Semangat untuk memberikan Aceh ini untuk dipimpin oleh orang
orang yang punya nilai perjuangan didalam didirinya (GAM) memang tersemat dan
melekat pada benak hati masyarakat, terutama masyarakat yang dulunya ketika
konflik berbaur dengan para prajurit GAM di perdalaman Aceh, masyarakat menaruh
harapan besar pada tokoh tokoh GAM untuk menjadi nahkodanya Aceh. Pemilihan
umum yang dilaksanakan pada tahun 2009 terbukti bahwa rakyat Aceh menginginkan
tokoh GAM untuk memimpin Aceh sehingga Partai Aceh yang tempatnya bernaung
tokoh tokoh GAM menguasai dominan parlemen legislator Aceh.
Sebelum pemilihan legislatif, pemilihan Eksekutif atau
Gubernur pada tahun 2007 juga dikuasai oleh tokoh GAM meski sekarang mereka
telah pecah kongsi (mungken hana sabe bagi) yang kemudian Partai didalamnya di
isi oleh dominan tokoh tokoh GAM di Aceh menjadi dua partai yaitu Partai Aceh (PA)
dan Partai Nasional Aceh (PNA).
Tahun 2007 sampai saat ini yang merupakan pemimpin pemimpin
di Aceh di dominasi oleh tokoh tokoh GAM mulai dari Provinsi, Kabupaten,
Kecamatan bahkan gampong di kuasai oleh tokoh tokoh GAM belum juga satu meter
pun terbangun sebuah jalan sebagaimana yang pernah di ucap ucapkan sebagai penyemangat perjuangan rakyat Aceh
ketika konflik “ACEH NYOE NAH MENYO KALAMJARO DROE TEUH JALAN JALAN TABANGUN
NGOEN IE MEUH (emas)".
Yang ada selama ini di Aceh di dominasi oleh kekerasan,
nepotisme, primodialisme dan korupsi yang semakin merajalela tumbuh liar bagaikan
jamur dimusim hujan. Proyek lelang gedung gedung dibangun se adanya, jalan
jalan dibangun dengan kualitas rendah yang kemudian tidak membutuhkan waktu lama
antara 1-2 tahun lagi lagi harus di anggarkan kembali untuk perbaikan.
Belum lagi anggaran pendidikan yang melimpah tapi kualitas
pendidikan di Aceh masuk dalam kategori terburuk di indonesia, dana otsus yang
trilyunan tidak kita ketahui entah kemana, yang kaya semakin kaya, yang melarat
semakin melarat, janda janda miskin harus sabar dengan linangan air mata, dulu
memang kita satu perjuangan “Hudep Beu Sare Mate Syahid” tapi sekarang “Neu
Pileh Awak Kamoe, Menyo Na Kamoe, Di Droe Neuh Keupu Loem”
Jalan Di Aceh Sedang Dibangun Dengan Emas
Reviewed by Unknown
on
November 10, 2013
Rating: