Inilah
kondisi sebenarnya, para caleg harus mempersiapkan diri mereka dengan
semaksimal mungkin untuk dapat menarik simpati para pemilih (rakyat). Untuk dapat
menarik simpati para pemilih agar memberikan hak suaranya kepada caleg memang
tidak mudah, butuh perjuangan, wibawa, sosok dan dermawan terhadap konsituen.
Jadi,
tidak salah jika para caleg yang sudah siap bertarung untuk mendapatkan kursi
diparlemen harus berbenah diri dan keluar dari kebiasaan buruknya agar terlihat
sebagai sosok yang pantas untuk duduk diparlemen mewakili rakyat daerah
pemilihannya.
Bahkan
ada yang tidak segan segan mengeluarkan biaya yang besar agar dapat menarik
simpati para pemilih, tapi biasanya pemilih lebih cenderung memanfaatkan
finansial para caleg ketimbang memberikan hak suaranya kepada si caleg
tersebut.
Dibalik
sikap perubahan para caleg yang tergolong pragmatis tersebut tidak serta merta
menjadi caleg tersebut terpilih dan mewakili rakyatnya di parlemen. Karena pada
kenyataannya para pemilih telah jauh melihat dan menerawang siapa yang
sebenarnya sedang bermain sinetron dan
tidak sedang bermain sinetron.
Janji
seribu janji, yang bahkan si caleg tersebut tidak mengerti apa yang sedang
dijanjikannya kepada rakyat. Karena pada intinya si caleg sedang berusaha
sekuat tenaga agar dapat menghipnotis pemilih untuk memberi hak suara kepada
dirinya. Banyak caleg yang memberikan janjinya namun melupakan begitu saja.
Sebagai
pemilih kita harus cerdas dalam menganalisa setiap ucapan para caleg, apakah si
caleg sedang bermain sinetron atau tidak, apakah si caleg menyampaikan janjinya
secara objektiv atau tidak. Karena dapat kita pastikan, semakin banyak caleg
memberikan janjinya maka semakin besar pula peluang si caleg untuk melupakan
janjinya.
“Jangan pilih caleg yang terlalu banyak mengumbar janji”
Janji Caleg Dan Mendadak Dermawan
Reviewed by Unknown
on
Oktober 29, 2013
Rating: