Belum
lama kita mendengar dan merasakan betapa pahitnya bencana yang di alami oleh
warga Tangse, bencana tersebut bukan merupakan bencana pertama yang di alami
oleh warga Tangse melainkan bencana kedua yang di alami dengan bencana yang
sama yaitu banjir bandang.
Banjir bandang
yang di alami oleh warga Tangse, pemerintah belum pun banyak mengembalikan pembangunan
infrastruktur yang rusak diterpa bencana banjir bandang tersebut, namun kali ini datang lagi, datangnya bukan lagi di Tangse, kali ini banjir di kabupaten Aceh Utara, Aceh Jaya dan Aceh Barat, bajir
yang terparah di Aceh Barat. Begitulah Aceh sebuah provinsi yang terkenal
dengan penghijauannya, hutan lebat tapi gunung gundul dan program Aceh Green
yang ditelan tsunami.
Sebelumnya tulisan
saya yang berjudul “BENCANA: MAHASISWA MENGEMIS BUKAN JAMANNYA LAGI” merupakan
sebuah tulisan yang dikritik berbagai macam ragam oleh mahasiswa, ada yang
mengkritik dengan nada negative namun ada juga yang positif yang mengambil
sebuah bahan refleksi bagaimana meningkatkan kreatifitas mahasiswa di era reformasi
ini.
Penggalangan dana
yang dilakukan oleh mahasiswa bukan saja dilakukan pada era era reformasi ini,
penggalangan dana yang dilakukan oleh mahasiswa sudah ada sejak orde lama
hingga berlanjut ke orde baru bahkan hingga saat ini, model dan cara yang
dilakukan pun tidak jauh berbeda dengan cara cara yang pernah dilakukan pada
orde lama dan orde baru, istilahnya “Model Lama”.
Lalu timbul
sebuah pertanyaan, apakah mahasiswa tidak mampu menciptakan sebuah ide dan
gagasan baru yang dipandang lebih menarik untuk mampu meningkatkan tingkat
penyumbang, karena apapun cerita, penggalangan dana yang dilakukan oleh
mahasiswa adalah harapannya untuk mampu menggalang dana sebanyak banyaknya. Jika
cara cara yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggalangan dana tidak berubah
ubah “Model Lama” apakah mahasiswa dapat di anggap sebagai Agent of Change,
yang merupakan orasi orasi yang sering terdengar di mulut mahasiswa ketika
berargumen dengan orang orang yang memberi pendapat yang berbeda.
Melirik
mahasiswa tingkat nasional non Aceh.
Penggalangan
dana yang sering dilakukan oleh mahasiswa bukan saja hanya dilakukan oleh
mahasiswa Aceh, ketika terjadi bencana, harapan mahasiswa diprovinsi lain juga
tidak jauh berbeda dengan harapan mahasiswa Aceh, yaitu dapat memberikan
kontribusi yang berarti bagi rakyat yang merupakan hak dan kewajiban kaum
intelektual.
Tapi, cara yang
dilakukan oleh mahasiswa Aceh dalam melakukan penggalangan dana, mulai jarang
dipakai oleh mahasiswa di provinsi lain, dan pertanyaannya kenapa?. Seharusnya ini
yang harus dipahami oleh mahasiswa Aceh, “mengapa mereka mulai jarang melakukan
penggalangan dana kepersimpangan jalan ketika terjadi bencana”. Bukan berarti
di provinsi lain tidak ada penyumbang. Tetapi cara yang mereka lakukan saat ini
mulai beralih ke cara cara yang lebih elegan dan mampu menciptakan kesadaran
masyarakat dalam memberikan sumbangan kepada orang yang terkena musibah,
Jadi, yang harus kita sadari bahwa, mahasiswa provinsi lain mempunya
kreatifitas lebih dan mempunyai ide, inovasi dan inovatif dibandingkan dengan
mahasiswa mahasiswa Aceh yang hanya mampu melakukan cara cara lama dalam hal penggalangan dana.
Bencana Lagi, Galang Dana Lagi
Reviewed by Sie Yudie
on
April 17, 2013
Rating:
Tidak ada komentar: