Corona di China; di Indonesia Dari Hoax Hingga Ambil Untung

Ilustrasi Virus Corona Covid-19. (Pixabay)

Sejak kejadian serangan virus Corona yang terjadi di Wuhan China, kepanikan masyarakat dunia terjadi saat berbagai negara mulai menemukan kasus-kasus penyebaran virus tersebut, seperti saat ini yang sudah mencapai lebih dari pada 25 Negara, dan menyebabkan 800 orang lebih meninggal dunia, sekitar 37.000 lebih saat ini disebut telah terinfeksi virus corona di berbagai negara dan yang paling banyak tentunya, bertempat di lokasi munculnya virus corona, yaitu China.

Kepanikan warga yang terjadi seperti Singapore, yang saat ini sudah mencatat 40 orang terinfeksi virus corona, sehingga membuat masyarakat was-was akan virus tersebut. Masyarakat Singapore dikabarkan memborong barang-barang berupa kebutuhan pokok yang ada di pusat-pusat perbelanjaan, dan juga memborong banyak masker, namun dalam hal masker, pemerintah sigap dengan membagikan 3 kotak masker kepada setiap rumah warga Singapore.

Sejak menaikkan level oranye, Singapore mengalami banyak dampak negative yang harus diterima oleh negara tersebut, seperti banyaknya pembatalan acara-acara hiburan yang sudah di jadwalkan di Singapore, termasuk pembatalan 70 perusahaan besar dalam mengikuti kegiatan aviasi tingkat dunia “Singapore Airshow 2020”.


Banyaknya pembatalan kegiatan-kegiatan hiburan yang dilaksanakan di Singapore, tentunya memberikan dampak negative terhadap pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, Singapore memang menjadi negara yang paling berdampak terhadap virus corona, setelah China dan Jepang, apalagi mengingat Singapore sangat dekat hubungan masyarakatnya dengan China.

Beda Singapore dengan Indonesia, saat ini Indonesia disebut masih terbebas dari pada penyebaran virus corona, meski negara-negara tetangga seperti Singapore, Malaysia dan Australia sudah menemukan kasus terinfeksi virus corona. Namun, jika Singapore atau Malaysia sudah memasuki fase kritis penyebaran virus corona, maka yang paling berdampak terhadap penyebaran virus tersebut adalah Pulau Batam, dikarenakan jarak tempuh Batam dengan Singapore ataupun Johor Malaysia sangatlah dekat. Maka kemungkinan penyebarannya sangatlah cepat, apalagi lalu lintas penyeberangan 3 lokasi tersebut sangat padat dan banyaknya hubungan family yang kuat di 3 lokasi, meski berbeda negara.

Meskipun Indonesia hingga saat ini masih disebut terbebas dari pada inveksi virus corona, namun alat masker yang digunakan untuk kebutuhan pelindung dari pada penyebaran virus corona tersebut, telah habis diborong dan mengalami kelangkaan barang.

Disaat banyak negara lain prihatin terhadap kondisi tersebut, sehingga memunculkan aksi-aksi social, seperti beredarnya video dimana, ramai-ramai masyarakat di sebuah negara membeli tiket pesawat penerbangan ke China, namun mereka tidak berangkat ke China, akan tetapi menggunakan kursi yang sudah di bookingnya untuk meletakkan barang-barang bantuan mereka yang berupa masker untuk diterbangkan ke China.

Di Indonesia, permintaan masker yang tinggi membuat para pedagang mengambil kesempatan dalam kesempitan, dari mula yang harga standarnya 25.000/kotak, kemudian disaat-saat seperti ini ada yang menjual hingga 250.000/kotak, Bukan hanya soal masker, disaat negara-negara lain cemas terhadap nasib dunia kedepan akibat dari pada dampak virus corona yang terus meluas ke berbagai negara, masyarakat di Indonesia disibukkan dengan aksi bullying dan penyebaran hoax yang massif diberbagai media social.

Entah apa yang melatarbelakangi hal tersebut, sehingga disaat-saat genting dan urusan kemanusiaan, hal-hal yang tidak baik terus dilakukan oleh masyarakat +62 ini, parahnya kasus-kasus hoax tersebut ada yang dengan menambahkan bumbu-bumbu agama. Menkoinfo sendiri mencatat, ditemukan 54 konten yang mengandung unsur hoax dan disinformasi.

Indonesia sendiri sering mengalami musibah, seperti bencana alam dan lainnya, namun disaat-saat seperti itu jarang kita temukan negara-negara lain memperolok-olok atau membully negara Indonesia yang sedang ditimpa musibah. Sebut saja misalnya saat tsunami melanda Aceh, saat itu bukan hanya negara yang hadir untuk membantu, tapi juga warga negara.

Berbeda yang saat ini dilanda musibah di China, meski negara memberikan bantuan terbaiknya untuk negara China dan kemudian Kemenlu China berterimakasih akan hal tersebut, termasuk menempatkan Indonesia sebagai 21 negara yang berperan aktif membantu China, namun lain halnya yang terjadi diantar masyarakat Indonesia, meski tidak mayoritas demikian, namun peran aktif warga +62 yang menyebarkan berita hoax, telah memperumit kondisi negara China dan menyebarkan ketakutan yang berlebihan terhadap virus tersebut.

Warga +62 yang aktif membullying dan menyerbarkan hoax terhadap China, berperilaku sama dengan Pemerintah Amerika melalui pemimpinnya Donald Trump, jika Pemerintah Amerika berperilaku demikian dikarenakan China telah menjadi saingan berat dalam mempengaruhi perekonomian dunia, sedangkan warga +62 lebih kepada diakibatkan perilaku rasisme.
Corona di China; di Indonesia Dari Hoax Hingga Ambil Untung Corona di China; di Indonesia Dari Hoax Hingga Ambil Untung Reviewed by Yudi Kita on Februari 10, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.