Sejak kejadian serangan virus Corona yang
terjadi di Wuhan China, kepanikan masyarakat dunia terjadi saat berbagai negara
mulai menemukan kasus-kasus penyebaran virus tersebut, seperti saat ini yang
sudah mencapai lebih dari pada 25 Negara, dan menyebabkan 800 orang lebih
meninggal dunia, sekitar 37.000 lebih saat ini disebut telah terinfeksi virus
corona di berbagai negara dan yang paling banyak tentunya, bertempat di lokasi
munculnya virus corona, yaitu China.
Kepanikan warga yang terjadi seperti Singapore,
yang saat ini sudah mencatat 40 orang terinfeksi virus corona, sehingga membuat
masyarakat was-was akan virus tersebut. Masyarakat Singapore dikabarkan
memborong barang-barang berupa kebutuhan pokok yang ada di pusat-pusat
perbelanjaan, dan juga memborong banyak masker, namun dalam hal masker,
pemerintah sigap dengan membagikan 3 kotak masker kepada setiap rumah warga
Singapore.
Sejak menaikkan level oranye, Singapore
mengalami banyak dampak negative yang harus diterima oleh negara tersebut,
seperti banyaknya pembatalan acara-acara hiburan yang sudah di jadwalkan di
Singapore, termasuk pembatalan 70 perusahaan besar dalam mengikuti kegiatan
aviasi tingkat dunia “Singapore Airshow 2020”.
Banyaknya pembatalan kegiatan-kegiatan hiburan
yang dilaksanakan di Singapore, tentunya memberikan dampak negative terhadap
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut, Singapore memang menjadi negara yang
paling berdampak terhadap virus corona, setelah China dan Jepang, apalagi
mengingat Singapore sangat dekat hubungan masyarakatnya dengan China.
Beda Singapore dengan Indonesia, saat ini
Indonesia disebut masih terbebas dari pada penyebaran virus corona, meski
negara-negara tetangga seperti Singapore, Malaysia dan Australia sudah
menemukan kasus terinfeksi virus corona. Namun, jika Singapore atau Malaysia
sudah memasuki fase kritis penyebaran virus corona, maka yang paling berdampak terhadap
penyebaran virus tersebut adalah Pulau Batam, dikarenakan jarak tempuh Batam
dengan Singapore ataupun Johor Malaysia sangatlah dekat. Maka kemungkinan
penyebarannya sangatlah cepat, apalagi lalu lintas penyeberangan 3 lokasi
tersebut sangat padat dan banyaknya hubungan family yang kuat di 3 lokasi,
meski berbeda negara.
Meskipun Indonesia hingga saat ini masih
disebut terbebas dari pada inveksi virus corona, namun alat masker yang
digunakan untuk kebutuhan pelindung dari pada penyebaran virus corona tersebut,
telah habis diborong dan mengalami kelangkaan barang.
Disaat banyak negara lain prihatin terhadap
kondisi tersebut, sehingga memunculkan aksi-aksi social, seperti beredarnya
video dimana, ramai-ramai masyarakat di sebuah negara membeli tiket pesawat
penerbangan ke China, namun mereka tidak berangkat ke China, akan tetapi
menggunakan kursi yang sudah di bookingnya untuk meletakkan barang-barang
bantuan mereka yang berupa masker untuk diterbangkan ke China.
Di Indonesia, permintaan masker yang tinggi
membuat para pedagang mengambil kesempatan dalam kesempitan, dari mula yang
harga standarnya 25.000/kotak, kemudian disaat-saat seperti ini ada yang
menjual hingga 250.000/kotak, Bukan hanya soal masker, disaat negara-negara
lain cemas terhadap nasib dunia kedepan akibat dari pada dampak virus corona
yang terus meluas ke berbagai negara, masyarakat di Indonesia disibukkan dengan
aksi bullying dan penyebaran hoax yang massif diberbagai media social.
Entah apa yang melatarbelakangi hal tersebut,
sehingga disaat-saat genting dan urusan kemanusiaan, hal-hal yang tidak baik
terus dilakukan oleh masyarakat +62 ini, parahnya kasus-kasus hoax tersebut ada
yang dengan menambahkan bumbu-bumbu agama. Menkoinfo sendiri mencatat,
ditemukan 54 konten yang mengandung unsur hoax dan disinformasi.
Indonesia sendiri sering mengalami musibah,
seperti bencana alam dan lainnya, namun disaat-saat seperti itu jarang kita
temukan negara-negara lain memperolok-olok atau membully negara Indonesia yang
sedang ditimpa musibah. Sebut saja misalnya saat tsunami melanda Aceh, saat itu
bukan hanya negara yang hadir untuk membantu, tapi juga warga negara.
Berbeda yang saat ini dilanda musibah di China,
meski negara memberikan bantuan terbaiknya untuk negara China dan kemudian
Kemenlu China berterimakasih akan hal tersebut, termasuk menempatkan Indonesia
sebagai 21 negara yang berperan aktif membantu China, namun lain halnya yang
terjadi diantar masyarakat Indonesia, meski tidak mayoritas demikian, namun
peran aktif warga +62 yang menyebarkan berita hoax, telah memperumit kondisi
negara China dan menyebarkan ketakutan yang berlebihan terhadap virus tersebut.
Warga +62 yang aktif membullying dan menyerbarkan
hoax terhadap China, berperilaku sama dengan Pemerintah Amerika melalui pemimpinnya
Donald Trump, jika Pemerintah Amerika berperilaku demikian dikarenakan China telah
menjadi saingan berat dalam mempengaruhi perekonomian dunia, sedangkan warga
+62 lebih kepada diakibatkan perilaku rasisme.
Corona di China; di Indonesia Dari Hoax Hingga Ambil Untung
Reviewed by Yudi Kita
on
Februari 10, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: