Kota
Tanjung Pinang, mendengar nama tersebut, apa yang terlintas dipikiran anda
pertama kali?, tetapi bagi saya kota ini adalah kenangan, ada begitu banyak hal
yang membuat saya merindukan kota ini, mulai dari pertama kali menginjakkan
kaki hingga sekarang. Dalam dunia traveling, kota ini dikenal sebagai kota
berburu makanan aneka seafood menikmati pantai, namun yang lebih menonjol disini
adalah gong-gong, ya gong-gong, ia adalah sejenis siput, yang telah menjadi
ikon bagi kota tua ini.
Jika anda
menuju ke Tanjung Pinang menggunakan transportasi laut dari Pelabuhan Punggur
Batam dan menuju ke Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang, maka begitu anda
keluar dari Kapal Ferry langsung akan disuguhkan pemandangan gedung gong-gong
raksasa yang terletak tak jauh dari pelabuhan tersebut, gedung gong-gong yang
juga menjadi taman berada persis dipinggir laut, yang kini telah menjadi tempat
selfie wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Saya
sudah 4 kali berkunjung ke Kota ini, kota tua yang nuasa kehidupan melayu
sangat kental sekali. Memang dalam catatan sejarah berdasarkan Sulalatus
Salatin, Tanjung Pinang merupakan bagian dari Kerajaan Malaka, bahkan pasca
jatuhnya Malaka ketangan Portugal, kawasan ini pernah dijadikan sebagai pusat
pemerintahan Kesultanan Malaka, kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan
Johor, hingga kemudian Belanda mengambil alih setelah mampu mematahkan
perjuangan Raja Haji Fisabilillah yang kini diabadikan untuk sebuah nama kampus
terbesar di kota itu.
Bicara
tentang Raja Fisabilillah, maka bicara tentang Pulau Peunyengat, nah di
Peunyeungat ini ada sebuah Masjid yang cukup terkenal, Masjid ini tampak jelas
terlihat dari Tanjung Pinang yang tepat berada bersebelahan dan dipisahkan oleh
laut, jika kita berada digedung Gong-Gong, maka Masjid yang berada di
Peunyeungat tampak terlihat dengan warna yang sangat mencolok yaitu kuning.
Pulau
Peunyengat ini adalah pulau paling misteri dan segudang cerita mistik, dipulai
ini Masjid yang corak kuning tersebut adalah menjadi tujuan utama para
wisatawan, selain makam kerajaan, dan sejumlah tempat-tempat lainnya, menurut
sejarah, Masjid tersebut dibangun dan direkat dengan putih telur, bukan hanya
itu, konon katanya setiap orang yang Shalat lalu berdoa di Masjid tersebut,
maka akan terkabul doanya. Jika anda ingin tau sensasi berada di Pulau
Peunyengat, saya sarankan silahkan datang dan rasakan sendiri, cerita turun
temurun, jika anda berkunjung ke pulau ini, silahkan diawali dengan niat yang
baik dan berlaku baik serta sopan ketika tiba di pulau tersebut.
Kita
kembali ke Tanjung Pinang, menurut sumber sensus penduduk (2010), disebutkan
bahwa Etnis Melayu yang masih mendiami Tanjung Pinang adalah sebesar 30,7%,
selebihnya di isi oleh Etnis Jawa 27,9%, Tionghoa 13,5% kemudian di isi oleh
berbagai etnis lainnya seperti Minangkabau, Batak, Sunda, Bugis dan lainnya.
Untuk etnis Tionghoa, jika anda menginjakkan kaki di Tanjung Pinang, keberadaan
Etnis Tionghoa memang sangat tampak sekali, bahkan tampak keberadaan mereka
saat anda pertama kali masuk kekapal untuk berangkat ke Tanjung Pinang. Etnis
ini memang telah berbaur dengan masyarakat Tanjung Pinang dalam kurun waktu
yang cukup lama.
Kemarin,
ketika saya ke Tanjung Pinang, saya sudah berniat untuk makan Ikan Pari Bakar,
karena Ikan Bakar memang menjadi andalan kuliner kota ini, saya sudah lama
menginginkan Ikan Pari bakar ini, karena ikan ini adalah bagian dari masa lalu
saya, ketika mengingatkan ikan pari, yang pertama terlintas adalah Kakek dan
Nenek saya, diwaktu SMP dulu, ikan ini paling sering dibawa pulang oleh Kakek
untuk dibakar dirumah, kami bisa menyantapnya 3-6 kali dalam sebulan, karena
Kakek saya juga penyuka Ikan Pari Bakar, namun pasca pindah dan hidup dengan
orang tua, saya tidak merasakannya lagi, jika pun ada dalam kurun waktu 8
tahun, saya merasakan Ikan Pari Bakar tidak lebih dari 7 kali (mungkin).
Maka
untuk bernostalgia pada masa lalu saya, kemudian saya putuskan untuk makan ikan
ini di Tanjung Pinang, yang memang menjadi salah satu andalan kuliner. Bagi
anda penyuka kuliner seafood, Tanjung Pinang memang cocok menjadi tujuan wisata
anda, oh ya, selain masakan, soal lokasi liburan, seperti pantai, tempat
sejarah, soal ini anda tidak perlu bingung, disini anda akan menemukan banyak
sekali lokasi-lokasi wisata yang dapat anda nikmati dan selfie-selfie untuk
eksis dimedia social, tak percaya, lihat saja para instagramer Tanjung Pinang,
dihiasi oleh berbagai foto-foto kece yang membuat anda segera ingin ke Tanjung
Pinang.
Adapun
tempat-tempat yang disarankan jika anda ke Tanjung Pinang adalah, Pantai
Trikora, Danau Biru Bintan, Pulau Peunyengat, Bukit Panglong, Gedung Gong-Gong,
White Sand Island, Jembatan Dompak yang tak kalah dari jembatan Barelang
Batam, Treasure Bay Lagoi yang menjadi kolam
renang terbesar di Asia Tenggara, Vihara Avalokitesvara dan masih banyak
lainnya, yang berada diantara Bintan dan Tanjung Pinang.
Jalan Jalan Ke Tanjung Pinang
Reviewed by Yudi Official
on
Februari 21, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: