Pada tanggal 20 Oktober 2014 yang lalu Indonesia kembali
dipimpin oleh seorang Presiden baru yang ke 7 bernama Joko Widodo alias Jokowi,
pelantikan Jokowi sebagai Presiden ke 7 telah memberikan harapan baru bagi
rakyat Indonesia, pasca memenangi pemilihan presiden bersaing dengan Prabowo
Subianto. Kemenangan Jokowi bukan saja membuka harapan baru bagi masyarakat
Indonesia tapi memberikan sejarah baru, yaitu siapapun bisa jadi Presiden dan
itu dibuktikan oleh Jokowi yang hanya berasal dari keluarga sederhana dan tidak
berasal dari keluarga politisi maupun kolongmerat.
Tepat pada tanggal 28 Januari 2015, Presiden Jokowi genap
memasuki hari ke 100 dalam masa kekuasaannya, sejak ia dilantik dan memasuki
gedung istana Negara yang super ketat itu telah menjadi tempat ia menghabiskan
waktu kesehariannya dalam bekerja, sejak itu pula ia telah berjarak dengan
masyarakat karena alasan keamanan dan kenyamanan seorang kepala Negara dalam
bertugas. Bagi rakyat, pengamanan seorang presiden yang super ketat tidaklah
menjadi problem yang harus dibahas, karena itu adalah kewajaran orang nomor
satu di Negara ini mendapatkan fasilitas, tapi yang menjadi problem adalah jika
janji politiknya dan visi misinya tidak terimplementasikan dengan baik dan
tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sejak 100 hari ia menjabat sebagai presiden, banyak hal yang
sudah terjadi, bukan persoalan pujian yang membahana kepada orang nomor satu
direpublik ini, tapi melainkan cacian, akibat ia selalu saja mengeluarkan
kebijakan yang controversial, mulai masalah pemilihan menteri, kenaikan harga
bahan bakar minyak, penunjukkan Kapolri, penunjukkan Watimpres dan berbagai
kebijakannya yang dianggap mulai melenceng dari janji politik dan visi misinya.
Belum lagi saya rampung menyelesaikan tulisan ini, tiba tiba
masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan penangkapan Wakil Ketua KPK
Bambang Widjojanto, penangkapan Bambang Widjojanto disinyalir berhubungan erat
dengan penetapan Budi Gunawan (calon kapolri) sebagai tersangka oleh KPK, jadi
dengan asumsi public bahwa polri ingin balas dendam terhadap ulah KPK akhirnya,
polri bekerjasama dengan oknum PDIP untuk dapat menangkap salah satu komisioner
KPK, akhirnya Bambang Widjojanto lah yang memiliki peluang untuk ditangkap,
pertanyaan public pasti akan mengarah pada “kenapa tidak Abraham Samad saja
yang ditangkap” karena selama ini dialah yang sedang disoroti, asumsi saya
mungkin tidak ada bukti yang bisa didalihkan untuk dijadikan tersangka,
sehingga adanya peluang pada Bambang Widjojanto, maka dialah yang ditangkap.
Melihat 100 hari masa kepemimpinan Jokowi sebagai orang
nomor satu di republic ini, rasanya tidak berlebihan jika kita masyarakat
Indonesia menganugerahi Jokowi sebagai presiden yang mampu menciptakan situasi
yang “kontroversisasi” (mengutip gaya Vicky Prasetyo) diawal masa
pemerintahannya.
Selain keputusan keputusan yang dianggap oleh masyarakat
menimbulkan kontroversi selama ini, maka hampir tidak kita lihat/menonjol
kebijakan Jokowi di awal masa pemerintahannya yang menguntungkan masyarakat
atau menyentuh langsung persoalan masyarakat, sehingga harapan public pun
terhadap arus gerakan perubahan yang akan di wujudkan oleh Jokowi semakin
diragukan, apalagi konsep revolusi mentalnya yang digembar gemborkan pada masa
kampanye.
Sejak penetapan para cabinet menteri yang dianggap public
banyak titipan Mbak Megawati (sang ratu PDIP), bahkan para titipan Mega
dianggap tidak berkapasitas, sehingga public menganggap Jokowi dalam bayang bayang kekuasaan Mega,
kemudian kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pada saat minyak dunia malah
sedang turun, sehingga membuat harga harga kebutuhan pokok melambung tinggi,
namun tidak lama harga BBM dinaikkan, Jokowi tiba tiba kembali menurunkan harga
BBM, bahkan terjadi sebanyak dua kali, tapi apalah nasi sudah jadi bubur, jika
barang sudah naik, jangan harap akan turun.
Saat ini yang menjadi hangat perhatian public adalah
penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka oleh KPK, sedangkan Jokowi sedang
melakukan pengusulan Budi Gunawan sebagai Kapolri kepada DPR untuk dilakukan
fit and proper test, penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka akhirnya membuat
Jokowi menunda pelantikannya sebagai kapolri meski DPR telah menyetujuinya.
Tertundanya Budi Gunawan dilantik sebagai kapolri membuat para pelobinya
berang, tentunya Budi Gunawan dianggap sebagai orang terdekat Mega, dan
akhirnya perang PDIP dengan KPK pun dimulai.
Hasto Kristiyanto Plt. Sekjend PDIP memberi kabar
mengejutkan tentang Ketua KPK Abraham Samad, tentang keterlibatannya dalam
pilpres, namun ia tidak menunjukkan satu bukti pun untuk menguatakan
pernyataannya, tidak lama setelah Hasto Kristiyanto membeberkan kabar yang
mengejutkan, Jumat pagi, Bambang Widjojanto ditangkap secara tiba tiba oleh
polisi tanpa ada surat pemberitahuan kepada keluarga sebelumnya, penangkapan
Bambang Widjojanto kembali menghebohkan masyarakat tanah air, sehingga
muncullah hashtag #SaveKPK yang menjadi trending topics dunia pada hari ini.
Melihat kondisi KPK saat ini, mengingatkan saya pada janji
Jokowi ketika mencalonkan dirinya sebagai Presiden, digedung KPK Jokowi
menyampaikan “KPK ini perlu diperkuat, anggaran
perlu ditambah. Kalau ekonomi kita bagus bisa sampai meloncatnya perkiraan saya
kurang lebih bisa 10 kali lipat” bahkan tidak hanya itu, permasalahan
penyidik pun dijanjikan oleh Jokowi “Saya
kira ribuan lah perlu ditambahkan agar kekuatan KPK betul-betul sebagai
institusi yang betul-betul begitu kuat. Kami sudah menyampaikan kami sangat
menghargai dan mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan KPK”. Sepertinya
tipis sudah bagi KPK dan masyarakat untuk mengharapkan terimplementasinya janji
Jokowi ini, apalagi melihat pernyataan Jokowi pada permasalahan kasus
penangkapan Bambang Widjojanto.
Dan dengan sederetan peristiwa yang terjadi sejak Jokowi
resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2014 lalu,
maka untuk 100 hari diawal masa pemerintahannya, ia layak dianugerahi “Presiden
Kontroversisasi”, karena hanya itulah yang paling menonjol dan revolusi (no
mental) yang terjadi diawal pemerintahannya.
Presiden Kontroversisasi
Reviewed by Yudi Official
on
Januari 23, 2015
Rating: