Bagi kalangan mahasiswa atau
kalangan terdidik atau bahasa kerennya intelektual, hampir setiap pertemuan
bahkan tongkrongan membahas cerita cerita itu saja yaitu kualitas pendidikan
dikampusnya sendiri, rata rata dari mereka mahasiswa merasakan ketidak
puasannya terhadap kualitas pendidikan yang diberikan atau diterapkan
dikampusnya. Tidak berkualitasnya pendidikan di Aceh bukan hanya saja cerita di
warung kopi, tapi dalam daya saing mahasiswa aceh dengan mahasiswa diluar aceh
dapat dibuktikan bahwa tingkat kualitas intelektual mahasiswa aceh masih berada
dibawah. Belum lagi tingkat siswa yang mendapat predikat terendah kedua pada
Ujian Nasional tahun lalu.
Bukankah di Aceh sudah banyak yang
bergelar Prof, DR, dan Master luar negeri yang setiap tahunnya di biayai oleh
pemerintah, bahkan mereka tersebar keseluruh dunia seperti Amerika, Mesir,
Turki, China, Malaysia, Jepang, Jerman, dll..?
Muncul sebuah pertanyaan dari kita
semua, jika sampai saat ini kualitas pendidikan di Aceh belum mampu meningkat
secara signifikan sedangkan jika dilihat dari grafik bantuan pemerintah untuk
rakyat aceh yang ingin kuliah diluar negeri setiap tahunnya bertambah, padahal
ilmu yang mereka dapatkan diluar negeri yang merupakan negara negara maju
seharusnya mampu memberikan peningkatan kualitas pendidikan di aceh melalui
mereka penerima beasiswa tersebut. Lalu kapan pendidikan di aceh berkualitas.
Disisi lain bagi mereka yang sudah
menamatkan dirinya dari mahasiswa beralih kepada sarjana, akan ada cerita baru
yang muncul, tidak lagi bercerita tentang kualitas pendidikan, akan tetapi
ceritanya “lapangan pekerjaan yang sempit dan dukungan insfastruktur yang tidak
memadai”. Bagi para sarjana untuk mendapatkan pekerjaan tidak lah mudah, bahkan
lebih susah dari pada persaingannya ketika melamar jadi mahasiswa disuatu
kampus. Melamar pekerjaan didalam kondisi yang tidak menentu seperti ini di
aceh butuh segala macam hal mulai dari koneksi/jaringan, cakapan, keterampilan,
pengetahuan luas, dan berbagai macam hal lainnya. Persaingannya pun amat berat,
jika ada suatu perusahaan yang membutuhkan karyawan baru sebanyak 10 orang maka
orang yang melamar pada perusahaan tersebut tidak lah sedikit yaitu berkisar
700-1000 orang, bisa dibandingkan bagaimana daya saing untuk mendapatkan
pekerjaan.
Lapangan pekerjaan yang hampir tidak
ada, membuat semua para sarjana berlomba lomba untuk melamar, biaya yang harus
dikeluarkan oleh para sarjana untuk melamar pekerjaan pun tidak lah berjumlah sedikit,
mulai dari mengurus keperluan administrasi sampai dengan berangkat kelokasi
dilakukan tes yang bahkan sampai kemedan. Pengeluaran tersebut tentunya amatlah
berat bagi para pengangguran. Aceh yang masih tunduk pada medan tentu sangat
merugikan, karena jika ada suatu perusahaan besar yang membuka lowongan kerja
di Aceh seperti Perusahaan Keuangan, BUMN, dll maka tesnya akan dilakukan di
medan dengan segala biaya ditanggung oleh peserta. Ini tentu sebuah kelemahan
bagi pemerintah aceh karena masih saja tunduk dan berada dibawah kekuasaan
medan.
Kemudian bagi mereka yang memiliki
koneksi dipemerintahan maka akan memilih lobi lobi agar bisa masuk dan menjadi
tenaga honor ataupun kontrak di dinas dinas walaupun gaji yang diterima tidak
cukup untuk kehidupan sehari hari, tapi bagi mereka asalkan sudah menggunakan
baju seragam dinas itu sudah keren dan sukses, jika anda tidak percaya bisa
anda lakukan penelitian pada dinas dinas yang memiliki banyak tenaga honor,
siapa mereka, dan apa hubungan mereka.
Bagi mereka yang mempunyai
keterampilan tapi tidak memiliki koneksi/jaringan, ini juga tidak mampu
berkembang dan bersaing, selain tidak adanya dukungan pemerintah bagi para
usaha kecil kemudian ditambah dengan infastruktur yang di aceh tidak memadai.
Akhirnya Pendidikan, Sarjana dan
Pengangguran akan menjadi cerita menarik di Aceh yang jika dibahas tidak akan
membawa suasa bosan, bahkan sewaktu waktu masalah ini dapat dipolitisi untuk
kepentingan politik kelompok kelompok tertentu.
Pendidikan berkualitas dan Sarjana
tidak menganggur akan menjadi janji janji manis para politisi untuk dapat
memuluskan niatnya. Lalu apa cerita anda,,,?
Cerita Pendidikan Dan Pekerjaan Di Aceh
Reviewed by Anonim
on
Januari 28, 2014
Rating: