Dalam setiap ajang kampanye, kata
"meningkatkan kesejahteraan" selalu saja menjadi sebuah kata
peyakinan dan sebagai simbol utama yang menjadikan alasan masyarakat untuk
memilih para calon pemimpinnya.
Dan disetiap daerah yang sejahtera,
selalu saja dibarengi dengan peningkatan investasi. Dengan semakin tingginya
angka investasi maka diyakini semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Bagi para investor, jaminan
keamanan, infastruktur memadai dan jaminan hukum merupakan syarat mutlak yang
menjadi tolak ukur mereka untuk memutuskan berminat atau tidak berinvestasi
didaerah tersebut. Selain soal sumber daya dan hitungan hitungan lainnya.
Di Aceh, dari ketiga hal tersebut
mungkin soal jaminan hukum bisa lebih di andalkan, karena self goverment nya yang
diberikan pemerintah pusat terhadap Aceh, itupun jika legislatif dan eksekutif
berjalan akur dalam pemerintahan sehingga mampu bekerja maksimal untuk
memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat melalui dukungan
terhadap investasi, tapi jaminan keamanan serta infastruktur memadai merupakan
sebuah keniscayaan untuk di penuhi oleh pemerintah hingga saat ini, sebut saja
misalnya soal listrik.
Sejak 71tahun lebih Indonesia sudah merdeka,
Aceh masih saja harus menghidupkan lilin sebagai penerangnya, bukan saja
diperkampungan dan perdalaman, di Ibukota Provinsi sekalipun mati listrik sudah
seperti tradisi. Setiap tahunnya soal listrik yang sering mati menjadi
perbincangan hangat publik, namun tetap saja soal listrik ini akan berjalan
seperti biasa, tak ada gejolak perubahan dalam menerangi provinsi paling barat
di Indonesia ini.
Anehnya, soal sumber arus listrik
ini dibangun dimana mana di Aceh, dibeberapa daerah bahkan berdiri perusahaan
perusahaan pembangkit tenaga listrik, tapi seiring itu pula tak adanya
perubahan soal pasokan listrik keseluruh negeri Aceh, masih saja Medan menjadi
andalan utama pasokan listrik ke Aceh. Soal gelap atau terangnya Aceh itu hak
nya Medan yang menjadi pemasok bagi lentera cahayanya Aceh.
Meski setiap tahun masyarakat Aceh
mengeluh soal listrik yang mati, tapi ini tak menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah, hingga sekarang dan setiap tahunnya dan mungkin juga tahun tahun
kedepannya lagi, tradisi mati lampu tetap menjadi hal yang harus diperingati
dan dinikmati oleh masyarakat Aceh dengan suka cita, mau tidak mau dan suka
tidak suka.
Padahal pemerintah dan bahkan
pemimpin itu sendiri memahami betul, bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat harus terjaminnya infastruktur, termasuk soal jaminan pasokan arus
listrik, agar para investor tidak meragukan diri untuk berinvestasi di Aceh.
Berbicara tentang kesejahteraan
masyarakat tanpa menyiapkan infastruktur sama seperti ibu ibu yang berbicara
"kuah leumak", tapi tak memiliki kelapa sebagai bahan baku utamanya.
Ya,, itu omong kosong...!!!
Kesejahteraan dan Tradisi Lampu Mati
Reviewed by Yudi Official
on
April 01, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: