(review)
Masyarakat Aceh tidak lama lagi akan melakukan pesta demokrasi yang disebut dengan Pemilukada/pilkada (dalam UUPA), hari H pencoblosan sudah tidak akan lama lagi yaitu tanggal 09 April 2012, tentunya tanggal 09 April tersebut akan menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Aceh, dimana tanggal tersebut akan dilakukan Pemilihan Gubernur Aceh/Wakil Gubernur, Walikota/Wakil Walikota, Bupati/Wakil Bupati dihampir seluruh Aceh yang ke-2 setelah perjanjian perdamaian MOU Helsinki antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia.
Setelah perjalanan panjang pihak KIP mempersiapkan pesta demokrasi itu berlansung, dimana beberapa bulan yang lalu kondisi Aceh memanas seiring dengan banyaknya kasus penembakan dan konflik regulasi antar elit politik serta ditambah tidak ikutnya Partai Aceh pada pemilukada yang merupakan Partai Pemenang pilkada yang lalu, membuat kondisi Aceh semakin tidak kondusif. Tapi seiring perjalanan konflik-konflik tersebut mulai meredam, dimana ketika Partai Aceh memutuskan untuk ikut bertarung memperebutkan kursi Aceh -1, tentu semakin memperindah suasana pesta demokrasi di Aceh.
Saat ini semua nya semakin terkendali, suasana demokarsi juga terasa semakin indah dan lengkap, tidak ada pihak yang gugat menggugat lagi kepada MK, baik calon independen maupun calon dari Partai.
Namun kali ini apa yang kita dapatkan setelah terjadinya konflik regulasi tersebut?, itu semua telah menjadi masa lalu, biarkan menjadi pembelajaran buat rakyat Aceh, dimana kondisi politik di Aceh yang masih labil dan masih butuh banyak pembelajaran.
Lalu sadarkah masyarakat Aceh saat ini, kondisi Aceh yang masih labil tentu masih sangat mudah untuk timbul benih-benih konflik, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan politik sepertinya masih membutuhkan kerja ektra pihak Kip dengan dibantu oleh pihak lain untuk terus mensosialisasikan pentingnya mengggunakan hak pilih sesuai hati nurani tanpa takut pada ancaman-ancaman dan intimidasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, agar siapa yang dipilih oleh Rakyat Aceh akan dapat Adil dan Mensejahterkan Aceh kedepannya.
Pilkada diAceh kali ini bukan saja mendapat sorotan Nasional, Internasional pun ambil bagian saat ini untuk memastikan pilkada di Aceh tetap dapat berjalan aman dan damai, rakyat Aceh yang mendapatkan hak suara, diharapkan untuk tidak terpengaruhi pada intimidasi dan money politic yang dilakukan oleh calon mana pun, karena ini sungguh suatu cara demokrasi yang sangat memalukan.
Untuk membangun Aceh kita perlu memiliki pemimpin-pemimpin yang berkualitas, maka dari itu rakyatlah yang menentukan siapa yang berkualitas dan layak menjadi pemimpin Aceh kedepannya “Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang dipilih oleh orang orang cerdas”. Tapi apalah arti kandidat yang cerdas jika pendidikan poltik masyarakat masih dibawah rata-rata. Dimana banyak masyarakat yang tidak mengerti tentang politik, bahkan banyak masyarakat yang tidak ingin tahu menahu soal politik, padahal itu menyangkut kondisi Pembangunan Aceh 5 tahun kedepan.
Sudah saatnya rakyat Aceh harus cerdas, bukan memilih bedasarkan pemberian oleh financial yang marak dilakukan kandidat melainkan memilih karena kandidat tersebut memang layak untuk dipilih dan bisa membawa perubahan untuk Aceh kedepannya.
Sudah saatnya masyarakat Aceh untuk tidak tergiur dan tertipu dengan rayuan-rayuan materi, apalagi memilih hanya karena diintimidasi, sudah saatnya rakyat bersatu melawan kekerasan dan penindasan, kalau bukan saat ini kapan lagi.
Kesejahteraan rakyat Aceh ada ditangan rakyat Aceh sendiri, rakyat Acehlah yang menentukan Aceh mau dibawa kemana Aceh untuk lima tahun kedepan,
Sudah saatnya, marilah kita memilih pemimpin yang berkualitas yang mampu mebawa aceh pada kehidupan yang adil dan sejahtera. Kecerdasan rakyat berpolitik akan ditentukan ketika pemimpin yang dipilih oleh rakyat adalah seorang pemimpin yang berkualitas.
“Bersatulah rakyat Aceh melawan pembodohan dan intimidasi”
Rakyat Cerdas Memilih Pemimpin Berkualitas
Reviewed by Sie Yudie
on
Maret 14, 2012
Rating:
Tidak ada komentar: